Senin, 16 Juni 2008

Kajian Openhouse HT yang menusuk hati!!


Ditulis pada tanggal 15 jun 06 “17.30 WIB”
openhouse hizbut tahrir Pada bulan ini diselenggrakan jam 15.30 di selasar kahar muzakir…dengan suasana minggu sore yang indah dan sejuk.

Saya berangkat agak sedikit terlambat 15 menit, tapi ternyata alhamdulillah openhouse belum dimulai, itu berarti saya tidak akan mendapatkan informasi sepotong-sepotong…

Ketika saya memberhentikan motor disana, dihadapan saya, baru juga tiba sesosok wanita berjilbab pink dan kerudung pink juga sepertinya (maaf, agak lupa) bermata biru, berwajah oriental, kulit putih, dan bermata sipit. Sahabat bisa menebak dari manakah akhwat itu?

Akhirnya saya juga dikenalkan oleh teman saya dengan akhwat berwajah oriental itu…ternyata namanya chiko dari jepang…

Saya agak gugup juga memperkenalkan diri saya, maklum lah jarang berkenalan dengan orang luar negeri (hehehe).

Kami bersama menuju selasar, untuk besama – sama mengikuti kajian. Dan kami pun duduk bersebelahan.

Dan kajian pun akhirnya dimulai…seperti biasa format kajian openhouse hizbut tahrir tidak membahas tema khusus, tapi membahas pertanyaan2 yang ditanyakan para peserta kajian yang insyaAllah akan dijawab dengan prespektif islam…

Setelah diberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, saya pun akhirnya bertanya. Saya bertanya bagaimana supaya kita dapat konsisten (istiqamah) dengan pemikiran - pemikiran Islam di tengah – tengah situasi yang tidak kondusif seperti sekarang ini?

Alhamdulillah ustadzah nya meluruskan dari pertanyaan saya,mungkin yang dimaksud adalah menjaga pola pikir islam yang telah ada pada diri kita, karena pengertiannya berbeda antara pemikiran islam dan pola pikir islam.

Jawabannya adalah Dimulai dari kita harus mengetahui terlebih dahulu fakta pemikiran – pemikiran yang ada pada saat sekarang ini seperti apa bahwa pada sekarang ini banyak sekali, seperti pemahaman liberal, sekuler, pemahaman yang sepertinya berasal dari islam tapi ternyata setelah ditelusuri bukan berasal dari islam.

Selain kita harus mengetahui fakta macam – macam pemikiran pada saat ini, kita juga harus bisa membedakan apa itu pemikiran islam dan pola pokir islam, seperti kata ustadzah nya pada saat meluruskan pertanyaan saya, bahwa beda pengertiannya antara pemikiran islam dan pola pikir islam. Pemikiran islam adalah sekumpulan ide – ide yang berasal dari Islam, seperiti fiqih, politik islam, ekonomi islam, mu’amallah, waris, dan masih banyak lagi. sedangkan pola pokir islam adalah cara / pola yang digunakan oleh seseorang ketika hendak memutuskan suatu perkara atau masalah dalam hidupnya atau ketika seseorang berhadapan dengan keadaan tertentu dengan menstandarkan kepada aqidah Islam. Jika tidak seperti itu, maka pola pikirnya adalah selain Islam. Bisa jadi hawa nafsu, azaz manfaat, dsb…

Hmmm….masyaAllah saya jadi merenung, ketika kemarin2 yang merasa kehilangan arah, jangan – jangan saya sedang menggunakan pola Islam dalam berfikir. Trus apa? Hawa nafsu?? Atau Manfaat?? Atau dua – dua nya? Waah Bahaya besar ini..!! teteh dan sahabat sekalian, teruslah waspada!!

Terus bagaimana dong supaya pola fikir kita islami??

Gini sahabatku, bercerita tentang pola fikir, aktivitas apa sih yang akan kita pola kan?? Aktivitas berfikir kan. Dalam melakukan aktivitas berfikir, kita harus tahu dulu tentang komponen2 yang harus ada dalam berfikir, apa aja?? Yaitu yang pertama adalah fakta. Ini wajib ada! Kenapa? Ya iyalah, secara! Apa yang mau difikirin kalo ga ada objek faktanya! Misalnya fakta kenaikan Harga BBM. Kita cari tahu fakta sebanyak – banyak nya dan sevalid2 nya tentang kenaikan BBM. Setelah kita tahu faktanya, trus bagaimana?? Bagaimana pendapat kita tentang kenaikan BBM?? Dan dari jawaban kita ini yang nantinya pola pikir kita islami atau nggak. Dan jawaban ini juga berkaitan erat dengan komponen yang kedua, yaitu informasi2 yang ada dalam otak kita kalau dalam bahasa arab nya ma’lumat tsabiqoh (informasi2 yang sudah ada dalamotak kita). Kok bisa?? Karena pada saat seeorang itu sedang memikirkan sesuatu, misalnya kenaikan BBM, maka pada saat itu sebenarnya dia sedang mengkaitkan kenaikan harga BBM dengan informasi2 yang ada di dalam otaknya. Jika informasi yang ada dalam otaknya, misalnya hanya “uang ku sangat banyak, maka hasil produk pemikirannya adalah “waaah, nggak masalah harga BBM naik, kan uangku banyak”. Atau misalnya informasi yang ada dalam otaknya hanya harga minyak dunia mengalami naik, tanpa dia tahu informasi lebih banyak lagi bahwa ada konspirasi2 dibalik itu, trus rakyat miskin akan semakin miskin dengan kenaikan harga BBM, maka bisa kita tebak produk pemikirannya, “wajar kok, pemerintah menaikan harga BBM, supaya APBN kita tidak membengkak”. Yang paling celakanya lagi adalah sahabatku, jika dalam otak nya itu tidak ada informasi mengenai bagaiamana sih Islam memsahabatng kenaikan harga BBM???apa sih hukumnya??berdosa nggak ya pemerintah??dzalim nggak ya??. Itulah entry point nya, ketika itu nggak ada dalam benak seseorang,maka bisa dikatakan sesorang itu tidak menggunakan Islam sebagai cara nya ketika berfikir. Oleh karena itu, ketika kita ingin menjadikan pola fikir kita islam, maka harus memperbanyak informasi2 mengenai Islam dalam segala hal. Dan komponen yang ketiga adalah otak yang sehat, ya iyalah lagi, bagaimana mau berfikir kalau alat nya nggak ada.makanya sahabatku, rawatlah otak sahabat, dengan memakan makanan yang menyehatkan dan jangan lupa susu dan buah2 an..(hehe kayak yang suka minum susu aja, ini juga sekalian mengingatkan diri sendiri). Dan satunya lagi adalah panca indera, fungsinya untuk menangkap fakta yang akan dijadikan objek berfikir.

Gimana?? pusing??? Alhamdulillah kalau pusing berarti sahabat sedang melakukan proses berfikir, kalau nggak pusing, berarti sahabat cerdas (positive kan dua-duanya?^_^)

Udah tau kan sekarang bagaimana supaya kita mempunyai pola fikir Islami, (sudahh….) Alhamdulillah…

Nah, terkait sama pertanyaan saya diawal, terus bagaimana menjaga pola pikir yang sudah islami supaya tetap konsisten??

Yang pertama adalah senantiasa menjaga ketaatan kepada Alah, yang kedua adalah senantiasa mengkaji Islam, ketiga sering berdiskusi, menjaga lingkungan pergaulan dengan orang – orang yang sholeh, tapi bukan berarti kita tidak boleh bergaul dengan orang2 yang notabane nya tidak menggunakan Islam sebagai stsandar hidupnya, justru kita harus menyampaikan Islam kepada mereka, yang harus adalah bahwa seringnya sehari – hari kita berada dalam lingkungan yang sholeh.

Setelah pertanyaan saya terjawab, sekarang masuk pada pertanyaan yang kedua, kembali ustadzah mempersilakan kepada yang hadir untuk bertanya.

Tapi tidak ada yang bertanya, mungkin sudah pada faham semua kali ya dan tidak ada masalah..(mudah2an..insyaAllah). hingga akhirnya ustadzah menawarkan kepada si akhwat jepang itu jikalau dia mau bertanya. Dan akhirnya beliau pun tersipu – sipu malu khas jepang..(emang tersipu2 malu khas indonesia kayak gimana ya..;)) ). “saya boleh bertanya gitu?” dengan bahasa indonesia yang masih terbata – bata. Ustadzah mengatakan “ya tentu boleh, jika saya bisa menjawab sekarang, insyaAllah saya jawab sesuai dengan kemampuan saya, tapi jika tidak, insyaAllah menjadi PR, atau mungkin teman2 disini bisa menjawab.

Sebentar, saya coba mengingat2 dulu apa yang beliau sampaikan…..

Oya, sebelum membahas pertanyaannya, perlu sahabat ketahui, bahwa si akhwat jepang itu adalah mu’allaf, beliau sedang studi di UGM fak.ilmu budaya dan akhirnya beliau masuk Islam, dna ingin mengkaji Islam, dan oleh temennya di kenalkan pada temen saya, dan beliau sangat tertarik dengan baju yang dikenakan oleh teman saya, yaitu pakaian yang menjadi kewajiban ketika hendak keluar rumah, yaitu Jilbab (Q.S Al-Ahzab : 59), dan oleh teman saya dihantarkanlah ke salah satu toko yang menyediakan jilbab, kata informasi yang saya dengan sih, beliau memborong jilbab2 yang ada disana. Subhanallah ya…orang yang baru masuk Islam sangat bersemangat sekali dalam menjalankan perintah Allah, tapi wanita muslim yang sudah Allah karuniakan Islam dari sejak lahir enggan untuk menutup auratnya dengan sempurna, dengan alasan ingin membenahi hati dulu lah, pelan –pelan lah (mau pelan2 sampai kapan bu…??emang ibu tau mau meninggal kapan??emh emh…), aduh gerah pake pakaian kaya gitu, atau boro – boro pake pakaian jilbab, pake kerudung juga nggak…masyaAllah…na’udzubillahimindzalik…mari kita do’akan sahabat2 kita yang masih belum mengindahkan perintah Allah ini supaya tergerak untuk menyegerakan perintah Allah, karena sesungguhnya siksa Allah begitu berat ketika kita tidak menjalankannya.

Itulah sekilas info tentang background si akhwat jepang. Kembali ke pertanyaan si akhwat jepang. Beliau berkata “Syaya baru tahu, kalau kita ingin masyuk syurga maka kita harus beragama Islam, harus sholat, berpakaian seperti ini (memakai jilbab dan khimar/kerudung), jika nggak maka akan masyuk neraka, terusy bagaimana dengan orang – orang jepang yang tidak tahu tentang Islam, karena orang – orang jepang banyak yang tidak tahu tentang agama Islam, apakah mereka akan masyuk neraka?” kalau iya, kasyian syekali mereka.

Pertanyaan yang sederhana, tapi subhanallah bagi saya pertanyaan nya sangat mendalam..

Ustadzah agak kebingungan juga menjawab nya, tapi bukan kebingungan karna tidak tahu jawbannya kali, tapi kebingungan dlm menyampaikan, hrs milih kata2 yang beliau fahami, dan dengan informasi2 tentang Islam yang baru dia dapatkan (masih ingat kan dengann komponen berfikir???) ketika masih sedikit informasi2 islam dalam otaknya, maka itu lah yang akan menjadi informasi pertama yang akan dia simpan..jadi harus pelan2 menyampaikannya.

Ustadzah menyampaikan kurang lebih seperti ini: ” Di jepang sana, ada tokoh Islam yang bernama hasan konakata. Kata beliau, di jepang orang sangat tidak tertarik berbicara tentang agama, jadi kalau berbicara soal agama dengan orang jepang, sama saja seperti berbicara dengan batu. Jadi sebetulnya sudah ada informasi mengenai Islam, akan tetapi sebetulnya mau nggak orang2 jepang itu memikirkan Tuhan, dari mana dia berasal, mau kemana setelah kehidupan di dunia.apalagi di zaman internet seperti sekarang ini, segala informasi mudah sekali untuk didapatkan.”

Trus si akhwat jepang itu belum puas dgn jawabannya, terus bagaimana dengan orang2 timor – timur, yang hidup di perdalaman, dll. Apakah mereka tetap akan masuk neraka?

Trus beliau juga mengungkapkan bahwa “ketika di jepang, saya juga punya teman seorang muslim, memakai pakaian seperti ini, dia sering bangun di pagi hari melakukan gerakan2 yang tidak saya ketahui saat itu, tapi dia tidak memberi tahukan kepada syaya bahwa beliau itu sholat, saya hanya terheran2 syaja saat itu kenapa dia melakukan gerakan2 seperti itu, kenapa dia memakai pakaian yang tertutup dan berkerudung. Dia juga tidak memberitahukan kepada saya bahwa ketika seseorang tidak masyuk Islam, dia tidak akan masuk syurga. Padahal menurut saya, ketika dia tahu itu harusnya dia memberitahukan orang2, harus masyuk kepada agama Islam, harus Sholat, dsb, tidak untuk dirinya sendiri,kalau begitu menurut syaya dia ingin masyuk syurga syendirian kan..” kasyian syekali orang2 jepang..kalau saja saya tidak belajar di Indonesia mungkin syaja juga tidak akan mengenal Islam dan akan masyuk neraka…,

Beliau juga berkata, banyak syekali teman2 saya juga yang ada di amerika, eropa, di mana2 yang tidak mengenal Islam, dan orang2 Islam tidak memberitahukan pada kami, tidak memperkenalkan Islam. Kasyian kan?? Menurut syaya, harusnya orang2 Islam memberik tahu tentang Islam kepada kami.”beliau mengulangi kalimat nya lagi..dan itu sangat menusuk sekali buat saya.

Memang, kadang kita selalu mendahului Allah, saat kita akan menyampaikan Islam pada orang lain, kadang sering sekali ada perasaan takut, takut orang lain tidak menerima, malu, tidak PD, dsb…padahal masyaAllah, menyampaikan Islam adalah perintah Allah..yang sering kita dengar dengan kata DAKWAH, AMAR MAkRUF NAHIY MUNKAR.

Bagaimana dengan nanti, ketika lebih dari 1000 orang akan menuntut hal yang serupa seperti saudari kita dari jepang tadi kepada kita yang sudah mendapatkan informasi Islam terlebih dulu…apa yang akan kita jawab di hadapan Allah kelak…

Subhanallah, tidak ada aktivitas yang tidak ada hikmah nya, pertanyaan si akhwat jepang itu cukup membuat hati saya tersentak, dan juga sepatutnya sahabat sekalian yang membaca blog ini…

Rasanya – rasanya saya dan tentunya sahabat seperti diingatkan kembali pada Firman Allah dalam Q.S Ali Imron 104 :“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung”

dan tentunya masih banyak lagi ayat2 Allah yang menyuruh kita untuk menyamapaikan Islam, menyeru kepada Islam yang tentunya dalam Islam itu ada kebajikan yang sempurna.

Dan tentunya dalam mendakwahkan Islam, kita tidak bisa sendiri, perlu ada jama’ah sehingga dakwah Islam semakin kuat, dan selain jama’ah, Islam memerlukan sesuatu yang lebih kuat lagi untuk mendakwah kannya ke penjuru dunia, yaitu sebuah negara Islam yang akan mempimpin kaum muslimin di seluruh dunia, menyatukan negeri2 muslim dan bersama – sama menyebarluaskan Islam kepada penjuru dunia, sehingga tidak terlewat 1 kota pun oleh Islam,sehingga tidak ada lagi chiko – chiko yang lain yang harus mengenal Islam di Indonesia…tidak ada cara lain selain seluruh negeri muslim bersatu dalam satu naungan yaitu Khilafah Rosyidah seperti yang telah dijanjikan. Itulah satu-satu nya cara (thariqoh) dalam mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia seperti yang telah dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad SAW dan para khalifah sesudahnya. Islam adalah rahmat seluruh Alam. “Padahal Al-Quran itu tidak lain adalah peringatan untuk seluruh alam” (Q.S Al-Qalam :52)

Wallahu’alam bishowab

Berakhir pada jam 20.58 WIB, @hanifah

1 komentar:

  1. kalo urusan hidayah, sudah ALLAH jelaskan dalam Qashash:56. Silakan dianalogikan.

    BalasHapus