Selasa, 06 Mei 2008

Membaca bukan sekedar Hoby

Dua syarat membaca :

1. Membaca karena Allah SWT, artinya membaca harus dengan nama Allah SWT, tidak boleh membaca yang membuatnya murka

2. Hendaknya dengan membaca suatu ilmu, tidak mengeluarkan kita dari sifat rendah hati. Anda tidak boleh sombong dengan keilmuan kita. Karena ilmu yang kita miliki adalah pemberian dari Allah SWT

10 cara menumbuhkan minat baca :

1. Apa tujuan kita membaca?

Ini adalah yang paling penting, menghadirkan niat. Apa dan mengapa kita membaca?

Kita membaca karena Allah memerintahkan kita untk membaca. Dalam rangka menaati perintah Allah.

Kita membaca supaya :

- Bermanfaat di dunia dan di akhirat, di dunia tidak akan beruntung tanpa ilmu, di akhirat tidak akan beruntung tanpa ilmu.

- Bermanfaat bagi orang2 di sekitar kita, mamah, bapak, adik2 ktia dan anak2 kita kelak.

- Beguna bagi saudara, karib kerabat, teman2, orang2 yang sya kenal, org 2 yang tdk kita kenal. Sehingga kita bagaikan minyak wangi. Yakni setiap kali orang mendekat, orang akan mengambil manfaatnya, yakni mencium bau harumnya.

- Berguna bagi umat. Dgn membaca, umat kita slalu menjadi panutan bagi umat2 yg lain

- Mendapat keridloan Allah SWT, Rabb semesta alam.

Ini cara pertama dan terpenting yang bisa membantu kita supaya membaca, menghadirkan niat, dan menentukan tujuan

2. Menyusun perencanan dalam Membaca

Supaya dapat senang membaca maka kita harus membuat perencanaan dalam membaca. Tak ada gunanya membaca asal – asalan.

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah perencanaan yaitu fasilitas yang kita miliki, yang disesuaikan dengan kemampuan kita, yaitu :

- Waktu yang tepat

- Buku yang sesuai

- Kapasitas untuk menguasainya

- Meletakan perencanaan ketiga hal tesebit dalam kemampuan, exm : kita akan membaca 5 buku ini dakan waktu sekitar 5 bulan. Atau mau membaca buku spiritual reading dalam waktu 1 hari.

- Dan yang paling penting adalah konsisten dan benar – benar komitmen dengan aturan yang kita buat

- Realistis dengan perencanaan yang akan dibuat.

Hendaklah kita punya buku untuk mengevaluasi diri sebagai alat pengontrol, yang bisa dilakukan 1 bulan sekali atau berapa bulan sekali. tanyakan pada diri sendiri apakah sudah melaksanakan sesuai dengan perencanaan, jika tidak kenapa? Apakah perencanaan nya yang salah atau ada kendala. Buat cara untuk mengevaluasi dan memperbaiki.

Seperti saat ini kita sedang semangat baca buku, dan mood sekali buat baca buku. Dan ternyata memang benar, subhanallah konsentrasi nya cepet.

3. Mengatur waktu

Cara yang ketiga ini untuk mengatur waktu yang tepat untuk membaca dan menggunakan waktu yang jelas – jelas kosong. Jangan menunggu sampai waktu malam.

Waktu yang tepat untuk membaca adalah pada saat kita bersemangat dan sedang mood, maka kita akan bisa konsentrasi dalam membaca dan berakhir dengan hasil yang memuaskan.

Pilihan waktu untuk membaca :

- Setelah sholat subuh sampai matahari terbit

- Jeda antara maghrib dan Isya

- Setelah isya’ tepat

Diantara pemilihan waktu yang jelas adalah waktu jeda antasa satu kegiatan dengan kegiatan yang lain.

Atau pada saat waktu – waktu :

- Di tempat berjualan, di tempat kerja saat senggang beberapa menit

- Di dalam kendaraan

- Menunggu antrian

Sehingga waktu luang kita untuk membaca benar – benar banyak. Oleh karena itu kita harus senantiasa bawa buku, sehingga kapan pun, dimanapun kita bisa baca buku. Hari – hari kita pun akan semakin berkah, serta umur kita pun akan terasa panjang dan lapang.

Kapan ya ?? kalau kita biasanya cepet masuk nya itu pas jam – jam sore. Waktu wajibbaca bukunya kita pilih jeda antara maghrib dan isya aja dech setelah baca Al-Quran. Sunnah nya pada saat waktu kosong setelah ngajar or sebelum ngajar.

4. Mulailah setahap demi setahap

Ketika sebagian orang membaca lembaran – lembaran tentang urgensi membaca, maka semangatnya akan menggelora, meningkat hikmahnya, dan ingin cepat – cepat membaca buku dan meluangkan waktu yang sngat banyak untuk itu. Bahkan sampai akan mengorbankan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Kepada orang yang seperti ini, dapat dikatakan “ hendaknya anda perlahan – perlahan atau berangsur – angsur”. Sesungguhnya agama ini sangat keras, maka laksanakanlah dengan penuh kelembutam. Khusunya lagi jika kita belum terbiasa membaca. Karena jika tidak, kita akan cepat bosan atau bahkan berhenti membaca. Kita bisa menggunakan rumus pelari maraton, di awal dia berlari perlahan dan tenang, kemudian selangkah demi Selangkah mulai dipercepat.

5. Totalitas dalam membaca

Membaca bukan sekedar hobi. Karena itu membaca butuh pengorbanan, waktu, harta, pemikiran dan kesungguhan.

Kita membaca, supaya kita bisa menguasai setiap kata yang kita baca dan mendapatkan manfaatnya.

Namun demikian, kita hanya akan memperoleh dari hasil membaca yang masuk ke dalam logika kita.

Nasihat pengarang buku ini, jika kita membaca sebuah buku, maka bacalah dengan penuh kesungguhan,

- Ingatlah apa diminita untuk diingat

- Tulislah makna – makna ilmiah yag diperoleh dari hasil bacaan

- Jika ada yang tidak difahami, ditulis untuk ditanyakan kepada ahlinya

- Jika di slah satu judul buku yang telah kita baca ada hal – hal penting, atau ada usulan bahkan ide, maka tulislah dalam buku kita atau laptop kita.

Bila kita selalu berkomitmen dengan hal ini, maka kita akan senantiasa konsentrasi dengan apa yang kita baca.

Selain itu, kita akan mendapatkan kemampuan yang besar

Dan ilmu kita pun akan bertambah menjadi berlipat ganda dari apa yang tidak kita bayangkan.

6. Mengikat makna secara teratur

Dapat dilakukan dengan sistem pencatatan yang rapi. Selalu menjaga keteraturan dan kerapian sangat dibutuhkan dalam segala aspek.

Karena itu biasakanlah untuk mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus. Jangan menulis asal – asalan. Sebab seorang muslim itu selalu teratur dalam urusannya.

Atau jika kita punya banyak spesialisasi, bagillah buku itu untuk beberapa permasalahan. Dan diletakan dalam tempat yang teratur pula sehingga pada suatu saat nanti kita membutuhkannya, pencarian nya dapat dilakukan dengan mudah, sehingga tercipta efisiensi dan efektifitas.

Orang yang menerima ilmu dapat terbagi menjadi dua macam :

- Orang yang banyak mendapatkan ilmu dari timur dan barat, tapi tidak detail dantidak teratur.

- Orang yang sangat teratur pengetahuannya, yang hal itu menunjukan bahwa akalnya juga teratur. Orang yang seperti ini tahu segala sesuatu setelah melakukan perhitungan secara detail. Mereka tidak jauh dari tujuan mereka dan tidak keluar jauh dari permasalahannya. Namun hal seperti ini tidak mudah diraih kecuali dengan latihan dan latihan, dan manfaat yang didapatkan pun akan sangat banyak.

7. Buat perpustkaan di rumah

Masukan ini ke dalam kategori proyek penting kita. Perpustakaan ini bukan kebutuhan tersier, tapi merupakan sekunder, tidak perlu yang mewah dan bagus yang penting adalah ada satu ruangan yang terdapat buku di dalamnya.

Hendaknya dalam pikiran kita ada proyek yang jelas untuk membeli buku yang banyak, dan nasihat ini bukan hanya untuk orang – orang kaya, tapi juga orang – orang miskin. Sebab, jika manusia mengetahui nilai suatu buku, maka ia akan mengambil jatah makan danminumnya untuk buku!

Manfaat yang didapatkan akan sangat banyak sekali. salah satunya akan menjadi sedekah jariyah yang sangat agung untuk anak – anak kita atau mungkin bahkan cucu – cucu kita.

8. Sampaikan apa yang anda baca!

Cara yang kedelapan ini, berkaitan dengan hadist Nabi Muhammad SAW “Sampaikan yang datang dariku walau hanya satu ayat”.

Maka manusia dituntut untuk mengajarkan orang lain apa yang telah ia pelajari. Dalam hal ini, faedahnya sangat banyak sekali, diantaranya ialah agar ilmu itu terpatri dalam otak kita, dan prang lain pun dapat mendapatkan manfaatnya. Selain itu, apabila kita mengajarkan ili pada orang lain dan orang lain itu melaksanakannya makan kita akan mendapatkan kebaikan dari orang tersebut tanpa mengurangi pahala nya.

9. Bantu sahabat anda dalam membaca

Dalam cara ini, kita bisa membuat kelompok membaca. Bisa dua, tiga atau empat orang. Masing – masing orang membaca buku yang temanya berlainan, dan setelah itu adakan satu pertemuan satu atau dua pekan sekali. selanjutnya masing – masing menyampaikan hasil bacaan. Dengan demikian masing – masing akan bertukar ilmu dalam tata cara yang beraturan dan menyenagkan.

10. Carilah Ilmu dari para ulama

Satu cara lagi yang dapat membantu kita dalam membaca yaitu mengambil ilmu dari para ulama, ahli atau orang yang berpengalaman. Sehingga dalam hal ini kita baru memulai ketika orang lain sudah selesai.

Bertanyalah kepada ahli, “ buku apayang anda baca?, dari buku apa anda memulai?, buku manayang lebih bagus dalam masalah ini?”

Ulama zaman dahulu, mengambil ilmu dariyang lain danmemulai ketika orang yang sebelumnya sudah selesai. Kemudian, ia mengambil faedahnya dari mereka dan yang lainmengambil faedah darinya. Tetapi tidak seorang pun dari mereka yang meresa leih baik dari yang lain dalam hal belajar dan mencari ilmu, bahkan malah membuat mereka merasa rendah hati. Hal tersebut tampak jelas pada kisah paraimam yang agung dan mulia. Seperti Al- Bukhari, An –Nawawi, Ibnul Qayyim, dsb.

sumber :

Buku Spiritual Reading “Hidup lebih bermakna dengan Membaca”

Karangan Dr. Raghib As-Sirjani (penulis buku super best seller “Misteri Sholat Subuh”) bersama Amir Al-Madari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar