Rabu, 05 Agustus 2009

Bersiap Menghadapi Datangnya Bulan Suci Ramadhan

Mau masuk Bulan puasa nih... Persiapan apa aja ya yg harus dilakukan?
Persiapannya antara lain :

a. Persiapan Mental

Islam menganjurkan dalam melaksanakan amal shalih harus didahului dengan niat. Bahkan dalam beberapa amal shalih, niat itu merupakan syarat atau rukun dari amal yang akan dilaksanakan. Secara psikologis niat atau motivasi sangat membantu amal yang akan dilakukan dan memberikan dampak yang sangat positif. Niat akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam mengerjakan ibadah. Oleh karena itulahniat menjadi pilar utama dalam beribadah. Ramadhan adalah bulan penuh ibadah yang akan dilakukan orang-orang beriman selama sebulan. Oleh karenanya diperlukan kesiapan mental dalam menyongsong berbagai macam bentuk ibadah tersebut, khususnya puasa, bangun malam, tarawih dan lain-lain. Tanpa persiapan mental yang prima, maka orang-orang beriman akan cepat loyo dalam beribadah atau bahkan meninggalkan sebagian ibadah sama sekali. Kesiapan mental sangat dibutuhkan pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dan sebagainya sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusyuan ibadah Ramadhan. Padahal, kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub serta ibadah lainnya, maka insya Allah, dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.


b. Persiapan spiritual

Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, shaum sunnah, dzikir, do’a dan lain-lain. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah Saw mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah Ra. berkata: ”Saya tidak melihat Rasulullah Saw menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).Bulan Sya’ban adalah bulan dimana amal shalih diangkat ke langit.
Rasulullah Saw bersabda:
وَلَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ مِنْ شَعْبَان قَال: ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فيه الأَعْمَالُ إلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ (رواه أحمد وأبو داود وابن حزيمة والنسائى )
Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau puasa di suatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda: ”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Huzaimah)


c. Persiapan intelektual

Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dikarenakan puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka. Dua orang yang mengamalkan ibadah yang sama tidak otomatis mendapatkan hasil yang sama. Rasulullah Saw menginformasikan ada dua kelompok orang yang sama-sama melakukan ibadah puasa, sedangkan hasilnya yang pertama mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukannya, sementara yang lain cuma mendapatkan lapar dan dahaga. Rasul Saw bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيماناً واحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ ما تَقَدّمَ مِنْ ذَنْبِهِ،”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah dilakukan.” (HR. Bukhori dan, Muslim )كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلاَّ الْجُوْعُ وَالْعَطشُ“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah)


d. Persiapan Fisik dan Materi

Fisik dan materi sangat menopang ibadah di bulan Ramadhan yang dilakukan seorang muslim. Seorang muslim tidak akan mampu berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah justru mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :
• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhari dan Abu Daud).
• Berobat dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah Saw kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud Ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami)
Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal, untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusyu, dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusyuan ibadah Ramadhan. Wallahu a'lam bish-shawab.
sumber : http://www.syariahonline.com

Semoga kita diberikan kekuatan iman, fisik, mental, dll dalam menjalankan ibadah puasa. Mohon do'anya ya teman2 semoga saya diberikan kekuatan, karena selama masa kehamilan ini, saya merasa lapeerrr teruss, tiap 2-3 jam sekali harus makan atau paling tidak harus ngemil terus... kalo nggak makan, ato nggak diturutin seringnya mual.. dan lemess..

2 komentar:

  1. Rasanya ada yg salah tentang salah satu persiapan, yaitu persiapan materi.

    Dari sisi materi, bulan puasa tidaklah berbeda dengan bulan-bulan yang lain. Kebutuhan bulan puasa seharusnya tidaklah sebanyak kebutuhan bulan biasa, bahkan seharusnya jauh lebih kecil karena jam makan/minum juga lebih kecil dari pada bulan biasa. Kalau kebutuhan di bulan puasa lebih besar, berarti ada yg salah dg puasa kita.

    Di bulan puasa, juga tidak ada anjuran untuk beribadah dengan meninggalkan ibadah yg lain. Mencari nafkah untuk keluarga adalah ibadah, dan ini tidak boleh ditinggalkan hanya karena puasa. Tentang tidak boleh ngoyo, itu tidak hanya berlaku di bulan puasa. Di bulan lain pun dilarang untuk bekerja berlebihan.

    Kecuali di 10 hari terakhir, dimana seorang muslim dianjurkan untuk i'tikaf. Tetapi, tidak butuh menabung 11 bulan hanya untuk i'tikaf yang 10 hari. Dengan hanya bekerja sewajarnya dan makan sewajarnya, keluarga tidak akan kelaparan (dan tetap bisa menjalankan puasa) hanya gara-gara i'tikaf.

    Ada lagi yang perlu diluruskan dalam pelaksanaan bulan puasa. Dlm bulan puasa, kita memang dianjurkan banyak beribadah. Tetapi jangan sampai dg beribadah, meninggalkan amanah, yaitu pekerjaan. Banyak sekali ditemui, saat puasa banyak pekerja yang malas-malasan dan mengantuk. Seharusnya seorang muslim tetap bersemangat walau berpuasa.

    ------------
    Dari seorang muslim yg ingin berpuasa seperti puasanya Rasulullah SAW, makan seperti biasa (tidak berlebihan), dan tidak menuntut libur atau pengurangan jam kerja.

    Wassalaam

    BalasHapus
  2. wa'alaikumsallam

    Trimakasih atas komentarnya :-)
    Dalam menilai persiapan materi mungkin setiap orang akan berbeda. Tergantung dari sisi mana dia menilai.

    Saya sangat setuju jika dalam bln puasa kebutuhan atau kebutuhan makanan kita selayaknya sama saja dgn bulan2 lainnya. karena pada dasarnya dr segi makan hny menggeser waktu makan saja. Walaupun mungkin tdk menutup kemungkinan sebagian dari seorang Ibu ingin sekali menyediakan makanan yg agak berbeda dgn bulan2 lainnya krn makan pd saat bln puasa tentunya sgt istimewa, dan mungkin bisa jd dr sisi harga tdk biasa dr biasanya. dan menurut sy itu tdk jd masalah selama tdk berlebihan. yaah namanya seorang isteri/ibu ingin memberikan yg terbaik utk keluarganya termasuk dlm sajian makanan (dgn catatan : selama tdk berlebihan).

    Selain itu, kita jg bisa lihat dr sisi lain, knp harus ada persiapan materi? krn di bln Ramadhan amal2 qt akan dilipat gandakan, termasuk dlm bersedeqah, tentunya pengen dong qt byk bersedekah (dlm hal ini sedekah dlm btk uang/materi), utk itulah perlu persiapan materi. lagi2 bagi seorang ibu/pasangan yg tinggalnya jauh dr keluarga bisa jd pas pulang kampung pengen berbagi dgn keluarga di kampung, tentunya hrs punya uang kan...

    saya kira utk persiapan materi ini, semuanya bisa dilihat dr segi positifnya...

    utk masalah ibadah dan lainnya saya sepakat...^-^ afwan jika ada kata2 yg salah...

    BalasHapus