Selasa, 28 April 2009

Asyikny Membaca Novel Islami…


Membaca novel memang mengasyikan… disamping membuatku terhanyut oleh suasana Novel yang disuguhkan oleh penulis, aku bisa mengambil banyak pelajaran darinya. Tentunya jika yang kita baca bukan hanya sekedar Novel biasa, maksudku Novel bernuansa Islami ataupun novel penggunggah semangat. Novel yang memiliki nilai-nilai dakwah dan mengingatkan kita akan kegungan dan Maha Sempurnanya Allah, dan juga memperingatkan kita terhadap azab dan siksanya Allah bagi orang-orang yang melanggar aturan-Nya.
Setidaknya itulah yang kurasakan ketika membaca beberapa novel Islami ataupun novel umum namun mengandung unsur-unsur moral dan pendidikan. Kalimat dalam novel-novel tersebut juga dapat dijadikan salah satu referensi untuk berdakwah. Karena biasanya(ciri khas dari) novel memiliki kata-kata yang indah yang jauh dari kesan menggurui tapi mengena di hati.

Seperti novel e-book yang berjudul Bidadari untuk Ikhwan karya Fajar Agustanto yang telah kubaca beberapa minggu lalu, Alhamdulillah banyak hal yang saya dapatkan. Diantaranya adalah seperti yang kutulis di bawah ini dan beberapa postingan lainnya ke depan.

---Tentang Kenikmatan air wudlu---
Hem, nikmat benar air wudhu yang membasahi kulit-kulitku ini. Terasa semua ringan dalam membasuh semua kotoran-kotoran dunia

---Takutlah hanya kepada Allah---
Disebuah pinggiran kali, aku berpapasan dengan tiga para preman. Mereka melihatku dengan tatapan yang tajam, seakan aku adalah mangsa yang siap untuk diterkam, dan tentunya sangat lezat. Jantungku berdetak kencang, aku merasakan ketakutan saat berhadapan dengan para preman. Tak pelak aku pun beristikfar dalam hati dan meminta perlindungan kepada sang Maha pelindung. “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman (Ali Imran 175).” Aku teringat dengan apa yang difirmankan Allah, sungguh dahsyat apa yang kurasakan setelah mengingat Ali Imran ayat 175. Tubuhku seakan siap menjadi tentara Allah yang akan menghadang para segerombolan kaum Bani Israil.
---
“Baru kali ini, saya berhadapan dengan anak muda yang berani!” ucap Si bos preman, selanjutnya dia mengatakan “sebenarnya beberapa kali, ada anak muda yangmengajarkan ngaji pada anak-anak diperkampungan kumuh ini. Tetapi mereka adalah anak muda yang munafik, mereka mengatakan kebesaran Tuhannya tetapi mereka menakuti manusia. Mereka takut pada kami, para preman! Saat aku melihat kamu, aku ingin menguji keberanianmu, aku ingin menguji keimananmu, ingin menguji kekuatan kepercayaanmu kepada Tuhanmu. Dan menguji, apakah kamu dari golongan anak muda yang munafik itu? Sungguh luar biasa keberanianmu, engkau tak takut akan kematian. Bahkan engkau mencari kematian, kematian diatas nama Tuhanmu! Dan ternyata kamu bukan dari golongan anak-anak muda yang munafik itu.” Nih preman gak tau kali ya, kalau aku sebenarnya juga takut! Tapi Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah swt, rasa takutku pun menjadi sebuah keberanian. Ucapku dalam hati.

---Fenomena saat ini,---
Jika ada seorang pemuda/i yang berpacaran mereka melihatnya biasa.
Jika ada pemuda/i yang bertunangan mereka menganggap luar biasa. Hingga layaknya sebuah pertunangan adalah pesta pernikahan. Dan membiarkan anaknya, yang hanya sekedar bertunangan dilepas bagai seorang yang sudah menikah. Mereka menganggap pertunangan hanya sekedar pelegalan hubungan mereka.
Mereka lupa dengan hukum-hukum Islam. Sangat lupa atau bahkan tidak mengerti sama sekali.
Pemuda/i yang ingin menikah muda, seringkali dikatakan nafsunya besar, atau hamil diluar nikah. Kalau alasan yang kedua, mungkin ini sering sekali dilontarkan.
Mereka tidak menganggap orang yang ingin menikah muda, adalah seorang yang ingin menjaga kehormatannya. Baik kehormatan bagi pemuda itu maupun kehormatan bagi keluarga. Seorang yang menikah muda, tidak diidetikkan seorang yang menjaga agamanya. Tapi seringnya dibilang yang nggak karuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar