Kamis, 29 Oktober 2009

Kisi-kisi UTS & Tgs Kelompok

Untuk kisi-kisi UTS dan jawaban tugas kelompok Basis Data dapat di download disini :

Tgs Kelompok
kisi-kisi UTS IDB

Selamat Belajar dan Sukses Dalam Ujiannya

Merokok?

Walaupun larangan merokok ini, tidak ada ayat atau hadits yang nyata didalam AlQuran dan hadits Rasulullah, namun, kita harus mengambil substansi dari akibat merokok itu apa?

Saya teringat akan Firman Allah Ta'ala dalam Q.S Al Baqarah 219 "Mereka bertanya kepada kamu(wahai Muhammad SAW), tentang permasalahan khamar dan judi. Katakanlah :"Didalam khamar dan judi tersebut ada dosa yang sangat besar, dan manfaat untuk manusia, dan dosanya lebih besar ketimbang manfaatnya, dan mereka bertanya kepada kamu akan apa-apa yang di nafkahkan, katakanlah yang al
afw(dalam terjehaman depag, disebutkan yang berlebih dari kebutuhan, dalam tafisr Ibnu Abbaspun disebutkan apa yang berlebih dari kebutuhan keluarga, dan menurut beliau lagi, ayat ini dinasakhkan dengan adanya ayat zakat)...".

Kemudian ayat khamar dan judi ini, dijelaskan dalam ayat Q.S Al Maidah 91. Bahwa khamar dan judi tersebut adalah pekerjaan syetan yang akan menjerumuskan manusia kedalam kebencian, permusuhan dan juga lalai dari mengingat Allah Ta'ala serta diberikan kalimat akhirnya dalam bentuk pertanyaan, namun bermaksud perintah :"Apakah kamu tidak berhenti(melakukannya)?".

Saya teringat lagi akan firman Allah Ta'ala dalam Q.S Al Baqarah 195 :"Dan belanjakanlah (harta kamu) dijalan Allah Ta'ala, dan janganlah kamu melemparkan diri kamu kedalam jurang kebinasaan, dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah suka pada orang-orang yang berbuat baik".

So,..kita tahu kalau merokok itu bisa membahayakan diri kita, bahkan orang disekitar kita yang turut menghirup asap(racunnya), bukankah Allah sudah melarang kita agar jangan sampai kita melakukan suatu hal yang dapat membahayakan diri kita sendiri.

Bukankah kaedah dasar Ushul Fiqh :"Al Asl finnahyi littahrim", "Al asl finnahyi lilkaraahah".

Antara dua hukumnya, ya Imma Makruh, ya Imma Haram.

Kalau hukum makruh tersebut, bisa sampai benar-benar membahayakan diri, keluarga/mesyarakat disekitar kita, tentu kita tahu sendiri apa akibatnya, dan hukumnya jatuh menjadi apa, kita tahu sendiri bukan?

Yang pasti, substansinya apa. Bukankah Tato, morphin, ganja, tidak ada juga secara jelas disebutkan dalam AlQuran (kalimat tato, ganja tersebut), namun substansi dari akibat melakukan tersebut apa? Itu yang harus kita cermati dari larangan ataupun suruhan Allah ta'ala tersebut.

Kalau semua, harus kita ikuti, harus ada ayat/hadits dalam lafaz yang
sharih(jelas), baru kita mau mengikutinya, kalau begitu, untuk apa Allah ta'ala selalu memberikan kita peringatan kalimat "Apakah kamu tidak berfikir, berakal, mengingat,..dan lain sebagainya"?

Itu semua untu kita berfikir, karena tidak semuanya harus instant.(kayak indomie aja, meski instan, tetap aja dimasak dulu, kecuali yang mau makan secara langsung, mie indomie dijadikan kerupuk, dimakan tanpa di masak dulu).

Dan kalaulah semua harus sharih/instant begitu, nantik akan ada lagi yang menghalalkan tari-tarian, Bali, atau apalah yang memperlihatkan lekuk-lekuk badan, dengan alat musik, dengan alasan, toh dalam AlQuran/hadits tidak ada secara jelas disebutkan larangan untuk menari tarian Bali, tarian lainnya.

(Saya masih ingat beberapa hari yang lalu, ada diantara ibu2 yang sampai
berdebat, karena salah seorang ibu mengatakan menari, apalagi mengajar orang lain menari itu haram hukumnya, lantas sang ibu yang diperingatkan tadi marah, dengan alasan, toh kan menarinya pakai jilbab, menutup aurat?), lagian inikan untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia? Hmmm, lagi-lagi saya berfikir....tarian perut juga budaya Mesir, yang harus dilestarikan oleh orang Mesir, bukankan begitu mafhum muwafaqahnya?

Saya hanya heran, emangnya ada dikatakan disana, janganlah kamu menari, mengajarkan orang menari, kecuali apabila tarian yang kamu suguhkan itu menutup aurat kamu?

Hmm...dunia..dunia...

Benarlah dalam hadits Rasulullah, kira-kira begini maksudnya, suatu saat nantik, ajaran Islam itu akan menjadi "aneh" oleh ummat islam itu sendiri".

Sehingga tak jelas lagi, mana halal, mana haram, mana bid'ah mana sunnah, campur aduk semuanya.

Ini hanya sebagai bahan pertimbangan dan perenungan kita bersama saja.

sumber : Umar Sahid Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bdg

Sabtu, 05 September 2009

Tugas Database (Kelas B)

Tugas Database (Kelas B)

TUGAS INDIVIDU
1. Sebutkan pengertian Database
2. Sebutkan contoh2 kasus yang bisa dibuat database (sebanyak 5 buah)
3. Cari pengertian dari istilah-istilah di bawah ini (cari di internet) :

a. Entitas
b. Atribut
c. Field
d. Record
e. Relasi Tabel
f. DBMS
g. Primary key
h. Foreign Key
i. Tipe data

Ketentuan tugas :
1. Karena ini adalah Tugas Individu, maka tidak diperkenankan untuk saling mencontek, jika ada yang kurang difahami mintalah pada teman yang sudah mengerti untuk dijelaskan.
Untuk yang mencontek konsekuensi nilai 0
2. Tugas dikerjakan dengan menggunakan Ms. Word (dalam format .docx atau .doc)
3. Tugas dikumpulkan/dikirim melalui e-mail : linanurlina05@gmail.com paling lambat tanggal 11 September 2009 (hari Jum’at) jam 08.00 WIB
4. Judul email ditulis dengan format : TugasDBKlsB_(NoIndukAnda)_(NamaAnda), contoh :TugasDBKlsB_010_LinaNurlina


Tugas Database (Kelas A)

Tugas Database (Kelas A)

TUGAS INDIVIDU

Di bawah ini ada beberapa kasus yang bisa dibuat menjadi Database. Silahkan setiap mahasiswa pilih salah satu kasus (antara 1 mahasiswa dengan mahasiswa yang lain tidak boleh memilih kasus yang sama).
1. Perpustakaan
2. Toko HP
3. Toko Alat music
4. Toko Obat
5. Perkuliahan
6. Kepegawaian
7. Toko Baju
8. Toko Olahraga
9. Rental VCD
10. Minimarket
11. Toko Perlengkapan Bayi
12. Rumah Sakit
13. Apotek
14. Klinik Rumah Bersalin

Dari kasus masing-masing buatlah :
1. Entitasnya beserta atributnya.
2. Konversikan ke dalam Tabel.
3. Buat Relasi Tabel
4. Buat tipe data dari masing-masing field pada setiap tabel

Ketentuan tugas :
1. Karena ini adalah Tugas Individu, maka tidak diperkenankan untuk saling mencontek, jika ada yang kurang difahami mintalah pada teman yang sudah mengerti untuk dijelaskan.
Untuk yang mencontek konsekuensi nilai 0
2. Tugas dikerjakan dengan menggunakan Ms. Word (dalam format .docx atau .doc)
3. Tugas dikumpulkan/dikirim melalui e-mail : linanurlina05@gmail.com paling lambat tanggal 12 September 2009 (hari Sabtu) jam 13.00 WIB
4. Judul email ditulis dengan format : TugasDBKlsA_(NoIndukAnda)_(NamaAnda), contoh :TugasDBKlsA_010_LinaNurlina

Tugas Algoritma & Pemrograman (Kelas A):

Tugas Algoritma & Pemrograman (Kelas A):

TUGAS INDIVIDU

Buat Algoritma yang dituliskan dengan notasi Deskriptif, psedocode, dan flowchart untuk melakukan konversi di bawah ini :
1. Konversi sebuah nilai dari US $ ke rupiah
2. Konversi sebuah nilai dari kilometer (KM) ke meter (M)
3. Konversi sebuah nilai dari Celcius ke Fahrenheit

Cat : Untuk membuat algoritma ingat pada 3 hal : INPUT, PROSES, OUTPUT

Ketentuan tugas :
1. Karena ini adalah Tugas Individu, maka tidak diperkenankan untuk saling mencontek, jika ada yang kurang difahami mintalah pada teman yang sudah mengerti untuk dijelaskan.
Untuk yang mencontek konsekuensi nilai 0
2. Tugas dikerjakan dengan menggunakan Ms. Word (dalam format .docx atau .doc)
3. Tugas dikumpulkan/dikirim ke email : linanurlina05@gmail.com paling lambat tanggal 9 September 2009 (hari Rabu) jam 13.00 WIB, lebih dari itu ada pemotongan nilai setiap harinya sebesar 10%
4.
Judul email ditulis dengan format : TugasALgKlsA_(NoIndukAnda)_(NamaAnda), contoh :TugasAlgKlsA_010_LinaNurlina

Kamis, 13 Agustus 2009

Menimbang Amal Sebelum Berpuasa

Ada persiapan yang baru nih, dalam menghadapi datangnya bulan suci Romadhon yang tinggal kurang lebih seminggu lagi. Dan kayaknya nie penting banget untuk kita lakukan.

Hal itu adalah Menimbang amal sebelum berpuasa. Maksudnya adalah perlu adanya kesadaran spiritual untuk mengintrospeksi diri sebagai upaya untuk mengetahui, seberapa banyak amal baik dan amal buruk (dosa) kita? Tentu, secara sistematis, kita tidak akan pernah dapat membandingkan seberp besar atau seberapa kecil amal yang pernah kita lakukan. Namun, proses spiritual ini berfungsi untuk mengukur secara kualitatif seberapa besar dan kecil tingkat ketaatan dan kemungkaran yang pernah kita lakukan. Karena tingkat ketaatan dan kemungkaran hanya dapat diketahui oleh Alloh dan kita sendiri.

Kenapa kita memerlukan? Karena bulan Ramadhan yang mewajibkan kita berpuasa itu datang rutin setiap tahunnya. Tidak pernah dalam setahun Ramadhan absen menghampiri kita. Nah, jika kita tidak mau dan mampu menimbang amal-amal versi diri kita sendiri dengan jujur, maka kita tidak akan pernah dapat membandingkan tingkat ketaatan dan kemungkaran yang pernah kita lakukan. Meminjam pendekatan statistik, kita harus mampu membuat indeks ketaatan (ketakwaan diri kita) setiap tahunnya.

Kita tentu ingat, salah satu hadis Nabi yang sering disebut dalam menghadapi setiap Tahun Baru adalah: barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung, yang masih sama, termasuk rugi, tapi bagi yang lebih buruk termasuk orang binasa. Hadis Nabi tersebut juga sangat relevan untuk kita gunakan pada setiap datangnya bulan Ramadhan.

Terdapat beberapa kegunaan menimbang amal kita sebelum memasuki bulan Romadhon, yaitu :

1. Menjadi acuan evaluasi peningkatan amal baik kita, sejauh mana tingkat ketaatan kita selama kita melewati bulan Roamadhon. Apakah amal kita semakin menurun atau meningkat. Jika kita tidak memiliki “grafik” amal dalam peta spiritual kita, makan kita akan menjalani hidup ini dengan ketidakpasitan langkah untuk menjadi lebih baik. Meski kadar iman tidak konstan, naik-turun, namun jika mengetahui peta amal kita, maka kita menjadi lebih mudah untuk memperbaiknya.

2. Menjadi “buku pintar” dalam menjalani kehidupan kita selanjutnya. Hasil daari “rekapitulasi” amal kita melalui introspeksi spiritual yang jamua dimiliki iri kita seniri dapat dijadikan rujukan atas berbagai pengalaman hidup untuk terus berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan (kemaksiatan). “buku pintar” ini sewaktu-waktu dapat dibuka untuk kemudian dijadikan pelajaran hidup yang bermakna dalam rangka memperbaiki kualitas hidup kita.

3. Dapat dijadikan sebagai modal untuk membangun kepercayaan diri di hadapan Alloh jika suatu saat kira menghadapi kematian. Banyak orang tidak memiliki kepercayaan diri (psimistis) ketika harus menghadapi kematian karena tidak mengerti akan amal baiknya seberapa besar. Namun, jika seseorang telah memilki peta kekuatan amal, jika baik akan ditingkatkan, jika nuruk akan ditinggalkan, maka dia tidak akan takut menghadpi kematian. Apalagi kita tidak dapat menghindar akan kematian.

Oleh karena itu, sebelum datangnya bulan Ramadhan ini, marilah kita merekap atau menghitung amal-amal kita untuk kita jadikan referensi amal di masa mendatang demi kebaikan hidup yang lebih bermakna. Wallahu a’lam bish-shawab

Diringkas dari tulisan Thobib Al-Asyhar, penulis buku, redaktur www.bimasislam.depag.go.id.
sumber : www.bimasislam.depag.go.id

Rabu, 05 Agustus 2009

Bersiap Menghadapi Datangnya Bulan Suci Ramadhan

Mau masuk Bulan puasa nih... Persiapan apa aja ya yg harus dilakukan?
Persiapannya antara lain :

a. Persiapan Mental

Islam menganjurkan dalam melaksanakan amal shalih harus didahului dengan niat. Bahkan dalam beberapa amal shalih, niat itu merupakan syarat atau rukun dari amal yang akan dilaksanakan. Secara psikologis niat atau motivasi sangat membantu amal yang akan dilakukan dan memberikan dampak yang sangat positif. Niat akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam mengerjakan ibadah. Oleh karena itulahniat menjadi pilar utama dalam beribadah. Ramadhan adalah bulan penuh ibadah yang akan dilakukan orang-orang beriman selama sebulan. Oleh karenanya diperlukan kesiapan mental dalam menyongsong berbagai macam bentuk ibadah tersebut, khususnya puasa, bangun malam, tarawih dan lain-lain. Tanpa persiapan mental yang prima, maka orang-orang beriman akan cepat loyo dalam beribadah atau bahkan meninggalkan sebagian ibadah sama sekali. Kesiapan mental sangat dibutuhkan pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dan sebagainya sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusyuan ibadah Ramadhan. Padahal, kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub serta ibadah lainnya, maka insya Allah, dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.


b. Persiapan spiritual

Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, shaum sunnah, dzikir, do’a dan lain-lain. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah Saw mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah Ra. berkata: ”Saya tidak melihat Rasulullah Saw menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).Bulan Sya’ban adalah bulan dimana amal shalih diangkat ke langit.
Rasulullah Saw bersabda:
وَلَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ مِنْ شَعْبَان قَال: ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فيه الأَعْمَالُ إلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ (رواه أحمد وأبو داود وابن حزيمة والنسائى )
Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau puasa di suatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda: ”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Huzaimah)


c. Persiapan intelektual

Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dikarenakan puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka. Dua orang yang mengamalkan ibadah yang sama tidak otomatis mendapatkan hasil yang sama. Rasulullah Saw menginformasikan ada dua kelompok orang yang sama-sama melakukan ibadah puasa, sedangkan hasilnya yang pertama mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukannya, sementara yang lain cuma mendapatkan lapar dan dahaga. Rasul Saw bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيماناً واحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ ما تَقَدّمَ مِنْ ذَنْبِهِ،”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah dilakukan.” (HR. Bukhori dan, Muslim )كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلاَّ الْجُوْعُ وَالْعَطشُ“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah)


d. Persiapan Fisik dan Materi

Fisik dan materi sangat menopang ibadah di bulan Ramadhan yang dilakukan seorang muslim. Seorang muslim tidak akan mampu berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah justru mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :
• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhari dan Abu Daud).
• Berobat dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah Saw kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud Ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami)
Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal, untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusyu, dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusyuan ibadah Ramadhan. Wallahu a'lam bish-shawab.
sumber : http://www.syariahonline.com

Semoga kita diberikan kekuatan iman, fisik, mental, dll dalam menjalankan ibadah puasa. Mohon do'anya ya teman2 semoga saya diberikan kekuatan, karena selama masa kehamilan ini, saya merasa lapeerrr teruss, tiap 2-3 jam sekali harus makan atau paling tidak harus ngemil terus... kalo nggak makan, ato nggak diturutin seringnya mual.. dan lemess..

Selasa, 14 Juli 2009

Toleransi dalam Islam?

Ada teman yang bertanya tentang toleransi. Kalo ga ditanya, mungkin ga kefikiran untuk mengkhususkan waktu searching mengenai toleransi lebih dalam lagi. Padahal dlm kehidupan sehari-hari sering kali kita dituntut bersikap Toleransi. Pun kalo ditanya sama anak kecil, apa sih itu toleransi?mungkin kita akan menjawab saling menghormati, tenggang rasa, lapang dada, saling menghargai. Cukup sampai disana. Setidaknya karna itulah yang kita dapatkan sewaktu dapat pelajaran PPKn/kewarganeraan. Padahal Islam sebagai agama yang penuh toleransi pasti lebih bisa menjelaskan Toleransi lebih baik lagi, salah satunya yang kudapat adalah tulisan Abu Wihdan ini yang menjelaskan Toleransi menurut Al-Quran Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
(QS. Al-Mumtahanah: 8)

Suatu ketika Asma binti Abu Bakar didatangi ibunya, Qotilah, yang masih kafir. Ia pun bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Bolehkah saya berbuat baik kepadanya?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Boleh". Kemudian turun-lah ayat ke 8 Surat Al-Muntahanah. Ayat itu menegaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak memusuhi agama Allah. Demikian yang diterangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz IV hal 349.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Qotilah (bekas isteri Abu Bakar) yang telah diceraikannya pada zaman jahiliyah, datang kepada anaknya yang bernama Asma binti Abu Bakar, membawa hadiah, Asma menolak pemberian itu bahkan tidak memperkenan-kan ibunya masuk ke dalam rumah. Setelah itu ia mengutus seseorang kepada Aisyah (saudaranya) untuk bertanya tentang hal ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sal-lam. Maka Rasul pun memerintahkan untuk menerimanya dengan baik serta menerima pula hadiahnya. (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Al-Hakim dari Abdullah bin Zubair)
Berdasarkan ayat dan hadits di atas, dapat kita pahami bahwa Islam menghargai sikap atau keyakinan orang-orang di luar Islam. Dan Allah Subhanahu wa ta'ala pun tidak melarang kita berbuat baik kepada mereka yang tidak memusuhi Islam. Hal inilah yang kita sebut dengan toleransi.

Pengertian
Kata tolerasi dalam bahasa Belanda adalah "tolerantie", dan kata kerjanya adalah "toleran". Sedangkan dalam bahasa Inggeris, adalah "toleration" dan kata kerjanya adalah "tolerate".
Toleran mengandung pengertian: ber-sikap mendiamkan. Adapun toleransi adalah suatu sikap tenggang rasa kepada sesamanya. (Drs Sulchan Yasin, dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hal 389)
Indrawan WS. menjelaskan pengertian toleran adalah menghargai paham yang ber-beda dari paham yang dianutnya sendiri. Kesediaan untuk mau menghargai paham yang berbeda dengan paham yang dianutnya sendiri. (Kamus Ilmiyah Populer, 1999 : 144)
Sedang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta mendefini-sikan toleransi: "sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercaya-an, kebiasaan, kelaku-an dsb.) yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri, misalnya toleransi aga-ma (ideologi, ras, dan sebagainya).
Dalam bahasa Arab toleransi biasa disebut "ikhtimal, tasamuh" yang artinya sikap membiarkan, lapang dada (samuha - yasmuhu - samhan, wasimaahan, wasamaahatan, artinya: murah hati, suka berderma) (kamus Al Muna-wir hal 702). Jadi toleransi (tasamuh) beragama adalah menghargai, dengan sabar menghor-mati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haq bil bathil, mencampuradukan antara hak dan batil, suatu sikap yang sangat terlarang dila-kukan seorang muslim, seperti halnya nikah antar agama yang dijadikan alasan adalah tole-ransi padahal itu merupakan sikap sinkretis yang dilarang oleh Islam.
Harus kita bedakan antara sikap toleran dengan sinkretisme. Sinkretisme adalah mem-benarkan semua keyakinan/agama. Hal ini dilarang oleh Islam karena termasuk Syirik.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam". (QS. Ali Imran: 19)
Sinkretisme mengandung talbisul haq bil bathil (mencampurkan yang haq dengan yang bathil). Sedangkan toleransi tetap memegang prinsip al-furqon bainal haq wal bathil (me-milah/memisahkan antara haq dan bathil). Toleransi yang disalahpahami seringkali men-dorong pelakunya pada alam sinkretisme. Gambaran yang salah ini ternyata lebih do-minan dan bergaung hanya demi kepentingan kerukunan agama.
Dalam Islam tole-ransi bukanlah fata-morgana atau bersifat semu. Tapi memiliki dasar yang kuat dan tempat yang utama. Ada beberapa ayat di dalam Al-Qur'an yang bermuatan toleransi.

1. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) Sesungguhnya .... (Qs. 2. 256)
Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ter-sebut menjelaskan: Janganlah memaksa seorangpun untuk masuk Islam. Islam adalah agama yang jelas dan gamblang tentang se-mua ajaran dan bukti kebenarannya, sehingga tidak perlu memaksakan seseorang untuk ma-suk ke dalamnya. Orang yang mendapat hida-yah, terbuka, lapang dadanya, dan terang ma-ta hatinya pasti ia akan masuk Islam dengan bukti yang kuat. Dan barangsiapa yang buta mata hatinya, tertutup penglihatan dan pen-dengarannya maka tidak layak baginya masuk Islam dengan paksa.
Ibnu Abbas mengatakan "ayat laa ikraha fid din" diturunkan berkenaan dengan seorang dari suku Bani Salim bin Auf bernama Al-Husaini bermaksud memaksa kedua anaknya yang masih kristen. Hal ini disampaikan pada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat tersebut.
Demikian pula Ibnu Abi Hatim meriwa-yatkan telah berkata bapakku dari Amr bin Auf, dari Syuraih, dari Abi Hilal, dari Asbaq ia berkata, "Aku dahulu adalah abid (hamba sahaya) Umar bin Khaththab dan beragama nasrani. Umar menawarkan Islam kepadaku dan aku menolak. Lalu Umar berkata: laa ikraha fid din, wahai Asbaq jika anda masuk Islam kami dapat minta bantuanmu dalam urusan-urusan muslimin." (Ibnu Katsir I/383)
2. Qs. Al-Mumtahanah 8-9
Menurut Abdullah Wasi'an (kristolog), maksud ayat ini adalah, orang Islam boleh bergaul dengan orang-orang non Islam dalam masalah dunia, yakni seperti: perdagangan, perjanjian jual beli, dan lain-lain. Tetapi dalam urusan aqidah sangat dilarang.
Pada muqaddimah tulisan ini telah disampaikan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak melarang Asma binti Abu Bakar berbuat baik kepada ibunya yang kafir

3. Qs Al-Kafirun 1-7
"Bagimu dien (agama)mu dan bagiku dien (agama) ku
Ayat ini jelas sekali mengandung unsur toleransi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan ayat ini ketika ada ajakan untuk mengadakan penyembahan bersama dengan orang-orang jahiliyyah. Akan tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menolaknya dengan menyampaikan ayat ini kepada kaum kafir Quraisy.
4. Asy-Syura ayat 15
bagi kami amal-amal kami bagimu amal-amal kamu.
Ayat ini pun menunjukkan bahwa Islam senantiasa berusaha untuk menegakkan hidup berdampingan secara damai dalam kehidupan sehari-hari. Maka dengan prinsip ini semua berhak hidup tanpa menyebabkan tekanan atau perkosaan terhadap hak-hak orang lain. Yang diharapkan Islam dari golongan lain hanyalah menjauhkan dari permusuhan, dan tidak ada hasutan, gangguan atau tantangan terhadap jalan kehidupan Islam.
Harapan Islam ini ternyata tidak selama-nya terwujud, bahkan yang terjadi sering ditemukan adanya pemaksaan atau sikap intoleransi dari luar Islam. Sebagai bukti kita saksikan di daerah-daerah minoritas muslim, yang berlaku bukan toleransi tapi teroransi. Umat Islam banyak diintimidasi dan dianak-tirikan bahkan dibantai.
Contoh intoleransi adalah ungkapan pa-ra peneliti Barat, misalnya, Gladstone (man-tan Perdana Menteri Inggeris) berpendapat bahwa selama Al-Qur'an ini berada di tangan umat Islam tidak mungkin Eropa akan me-nguasai dunia timur. Begitu juga sikap Guber-nur Militer Perancis di Aljazair saat peringat-an 100 tahun penjajahan Peraancis di Aljazair, ia mengatakan: kami tidak akan memenang-kan perjuangan Aljazair, selama mereka (bangsa Aljazair) membaca Al-Qur'an dan berbicara bahasa Arab. Kami harus dapat melepaskan bahasa Arab dari lidah mereka".
Pernyataan Gladstone dan Gubernur Militer Perancis itu jelas-jelas merupakan si-kap intoleransi. Begitu pula yang terjadi di Ambon dan Halmahera, sikap memaksakan kehendak dari orang-orang Nasrani sangat jelas. Hal ini diakui oleh para tawanan nasrani yang tertangkap muslimin. Mereka mengata-kan, "ingin menjadikan Ambon dan Halma-hera itu kristen semua", perilaku seperti ini membuktikan bahwa toleransi yang sering diungkap oleh mereka adalah semu. Karena pada dasarnya mereka tidak punya pijakan yang jelas dalam hal ini sebagaimana Islam. Islam sangat menjunjung tinggi prinsip tole-ransi yang rahmatan lil 'alamin, sedang mereka bertindak sebaliknya. Hanya sedikit sekali di antara mereka yang memiliki sikap toleran. Kebanyakan di antara mereka bukan sikap toleran yang dimiliki tapi sikap teroransi. Hal ini sebagai bukti kebenaran nash Al-Qur'an, QS. Al-Baqarah ayat 120.

Toleransi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam
Dikisahkan oleh Ibnul Ishak dalam "sirahnya" dan juga Ibnul Qoyyim dalam "Zaadul Ma'ad" adalah ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kedatangan utusan Nasrani dari Najran berjumlah 60 orang. Diantaranya adalah 14 orang yang terkemuka termasuk Abu Haritsah Al-Qomah, sebagai guru dan uskup. Maksud kedatangan mereka itu adalah ingin mengenal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dari dekat. Benarkah Muhammad itu seorang utusan Tuhan dan bagaimana dan apa sesungguhnya ajaran Islam itu. Mereka juga ingin membandingkan antara Islam dan Nasrani. Mereka ingin bicara dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang berbagai masalah agama.
Mereka sampai di Madinah saat kaum muslimin telah selesai shalat Ashar. Mereka pun sampai di masjid dan akan menjalankan sembahyang pula menurut cara mereka. Para sahabatpun heboh, mengetahui hal tersebut, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata "Biarkanlah mereka !" maka mereka pun menjalankan sembahyang dengan cara mereka dalam masjid Madinah itu. Dikisah-kan bahwa para utusan itu memakai jubah dan kependetaan yang serba mentereng, pakaian kebesaran dengan selempang warna-warni.
Peristiwa di atas menunjukan toleransi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada pemeluk agama lain. Walaupun dalam dialog antara Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan utusan Najran itu tidak ada "kese-pakatan" karena mereka tetap menganggap bahwa Isa adalah "anak Tuhan" dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpegang teguh bahwa Isa adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sebagai Nabiyullah, Isa adalah manusia biasa. Para utusan itu tetap dijamu oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam beberapa hari.

Kesimpulan
Berdasar uraian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa toleransi menurut Islam adalah :
1. Menghargai dan menghormati keyakinan orang lain (agama lain) untuk melaksana-kan keyakinan tersebut, dengan tetap men-jaga prinsip-prinsip tauhid bahwa hanya Islam yang benar.
2. Kita diperbolehkan berbuat baik kepada mereka dalam urusan duniawi, selama me-reka tidak memerangi / memusuhi Islam dan tidak mengusir kita dari negeri kita.
3. Unsur-unsur yang harus dipahami dalam mewujudkan toleransi (tasamuh) ini adalah:
a. Mengakui hak setiap orang.
b. Menghormati keyakinan orang lain
c. Lapang dada menerima perbedaan
d. Saling pengertian
e. Kesadaran dan kejujuran

sumber : www.jamaahmuslim.com

Jumat, 10 Juli 2009

Masih Bulan Pertama


Jika usia kehamilan dihitung dari terakhir hari terakhir datang bulan, berarti usia kehamilanku... hmmm.. brp ya...?
ooh 1 bulan 8 hari.. yah mungkin kira2 usia kehamilanku segitu. Tapi Alhamdulillah sampai saat ini ngidamku nggak macem2. Cuman pengen yang asem2, yang seger, yang pedas. Padahal sebelum hamil ga suka yang asem2, yang pedas. Selain itu ngidam maless nya minta ampun, pengennya tiduran. Mungkin karena kondisi fisik juga yg darah rendah, jadi cepet capek, cepet lemes.. Kasian juga suami harus menghendel beberapa pekerjaanku. Semoga bersabar ya a menghadapi ibu hamil..:) Love U

Alhamdulillah, Positif!!



Setelah sekian lama berikhtiar, berdo'a dan menunggu akhirnya Alloh swt. mengabulkan do'a kami.
Setelah 10 hari datang bulang tak kunjung datang, dan seringnya mual, pusing, dan juga lemas, akhirnya saya diperiksa ke bidan. Setelah diperiksa, Alhamdulillah ternyata positif hamil. Yang tadinya badan lemas, ga bergairah, dgn tahu bahwa sy sedang berbadan dua, rasa lemas itupun lupa, karena tertutupi dengan rasa bahagia yang tidak terkira. Wajah suamipun ceria.. sepulangnya dari bidan, suami mengajak kami sholat dan diteruskan dengan membaca Surat Yaa Sin, diakhiri dengan do'a "semoga kami mampu menjaga dan mengemban amanah yang Engkau titipkan ini, dan diberikan keberkahan dan keselamatan dalam masa kehamilan hingga sampai mendidiknya kelak"

Senin, 25 Mei 2009

Tiga Hari Tanpamu


Setiap pagi, semangat senantiasa hingga di jiwaku mengiringi aktivitas pekerjaan Rumah Tangga. Tapi hari ini berbeda. Untuk melangkahkan kaki ke dapurpun rasanya enggan dan malas. Mungkin ini dikarenakan wajah yang senantiasa kutatap tatkala hendak tidur dan bangun dari tidur, sekarang tidak kutemui. Tangan yang senantiasa menggoyang-goyangkan kaki menyuruhku bangun untuk Sholat Malam atau Sholat Subuh, hari ini tak kutemui lagi tangan itu. Harum badan yang membuatku senantiasa ingin mendekapnya setiap saat, hari ini ku tak bisa mencium bau nya.Semuanya tak bisa kutemui lagi setidaknya InsyaAllah sampai tiga hari ke depan... Tapi rasanya baru sehari saja, ku sudah kehilangan semangat. Setiap hari ku semangat memasak, ada suami yang senantiasa menyambut, jika rumah beres dan rapi tidak hanya aku saja yang merasakan, tapi suami juga akan merasa nyaman berada di rumah. Tapi hari ini rasanya malas sekali masak, membereskan rumah karena orang yang senantiasa menyambut dan menyantap makananku sedang absen, orang yang selalu menemaniku di rumah juga tidak ada...

Benarlah Firman Allah...
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” (Q.S,Ar Ruum: 21).

"Istri-istri kamu adalah pakaianmu dan kamu adalah pakaian mereka" (Q.S. Al Baqarah : 187)

suamiku... cepatlah pulang, dinda rindu belaianmu, kasihmu, canda tawamu...

pintaku...
Ya Allah... jadikan ikatan cinta dan kasih sayang diantara kami adalah ikatan cinta karena-Mu, supaya kami tergolong ke dalam orang yang saling menyayangi di dunia dan di akhirat. Karena hanya cinta yang dilandasi karena-Mu lah, cinta yang bisa menembus ruang dan waktu

Senin, 18 Mei 2009

Permainan Tebak Huruf Hijaiyah

“Bermain” bersama anak-anak kadang menyenangkan,kadang juga melelahkan. Seperti yang kurasakan hari ini kok rasanya melelahkan sekali. Terasa melelahkan, mungkin disebabkan karena mereka terlalu banyak berantemnya daripada “bermain” (baca:belajar)nya. Mulai dari tinju-tinjuan ala power
rangerlah, yang lebih parah mereka berantem saling meludahi walaupun air ludah yang disemprotkan nggak banyak. Masya Allah ngeliat contoh darimana mereka ini..?? Yang pasti jawabannya kalau nggak dari lingkungan di sekitarnya yang paling dekat, pasti dari TV.
Diluar berantem itu semua, hari ini kami masih tetap belajar mengenal huruf-huruf Hijaiyah. Mereka baru sampai mengenal huruf Ja. Untuk mengetes ingatan mereka, kubuat suatu permainan. Permainannya masih seputar Tebak Huruf. Tapi sedikit divariasikan. Seperti hari-hari sebelumnya, kalau kuperlihatkan kartu huruf-huruf nya, mereka pasti berebutan ingin memiliki. “Ini buat aku!! buat aku!!” kata mereka, sambil berebutan kartu-kartu, karna ingin memilii kartu paling banyak. Akhirnya dari situ aku ada ide untuk memvariasikan permainan Tebak Huruf. “siapa yang paling cepat menebak huruf dalam kartunya, kartunya buat dia” kataku. Anak-anakpun setuju. Setelah memulai permainannya, ternyata permainan ini membuat mereka lebih tertantang karena ingin memiliki kartu paling banyak sehingga mereka bersemangat. Saat kutunjukan huruf A, Rofif yang paling cepat nebak, “A” katanya sambil berteriak. “Oke, ini untuk Abang Rofif”, kataku. “horeee” Abang Rofif berteriak, disusul sama adeknya Rana berteriak juga karena kegirangan abangnya yang mendapatkan kartunya. Kemudian kutunjukkan lagi huruf Tsa, sekarang Hanif yang ingat dengan huruf tersebut. Hanif menjawabnya sambil setengah berteriak. Begitu seterusnya sampai akhirnya mereka berantem.

Kamis, 14 Mei 2009

Mulai dari membersihkan ikan sampai menghafal surat2 pendek


Beda ceritanya dengan "anak-anakku" yang lain yang usianya lebih dewasa dari Rofif(4), Rana(2), dan Hanif(4). Dia adalah Mela (kelas 6 SD), Meilisa (kelas 3), Teteh Ratna(kelas 2), fika (kelas 2), dan Jaka(kelas 5). Saat Hanif dan Rofif sedang belajar tadi, tiba-tiba "geng"nya Meilisa datang dengan memakai kerudung dan bawa tas, tanda bahwa mereka mau mengaji juga, padahal jam 9 pagi sebenarnya bukan jadwalnya mereka untuk mengaji. Tapi mereka memang selalu semangat main ke rumah dan mengaji, ditambah lagi juga seminggu ini mereka memang libur sekolah. Otomatislah Rofif dah mulai tanya ngawur "tante ini mejanya ada gambarnya ya? gambarnya untuk apa ya..? dengan nada bicara yang sedikit malas. Itu tandanya dia "terganggu" dengan kehadiran kakak2 nya, karena malu.. Rofif, Hanif dan Rana memang pemalu dengan orang-orang yang nggak dia kenal. Dengan terpaksa ku tak acuhkan dulu anak-anak yang sudah agak besar itu, aku sibuk untuk mengalihkan perhatian mereka ke bermain sambil belajar, dan akhirnya ku ajak mereka ke depan laptop yang berada di kamar untuk main flashcard mengenal angka yang telah kuceritakan sebelumnya.
Alhamdulillah walau ku abaikan, Anak-anakku yang besar tadi sibuk membaca-membaca koleksi buku-bukuku.
Setelah Rana, Hanif dan Rofif pulang, akhirnya aku bisa bertegur sapa, ngobrol2 ma anak2ku yang telah besar. Mereka dah siap mengaji. Padahal rencanaku tadi pagi, setelah selesei "bermain" dengan Rana Rofif, aku mau membersihkan ikan yang baru kubeli tadi pagi di tukang sayur yang lewat. hhh.. bagiamana ini..? Akhirnya kuajak mereka untuk membersihkan ikan aja, pikirku kita juga masih belajar dengan membersihkan ikan. Banyak juga yang bisa kita pelajari dari ikan. "Anak-anak, teteh (panggilan mereka terhadapku) mau bersihkan ikan dulu ya, karena takut bau, ada yang mau bantu..?" "iya teh, mau mau, aku bisa aku bisa". Yaiyalah yang namanya anak-anak kan suka main air, bereksperimen dan semacamnya. akhirnya kita bersama-sama membersihkan ikan. "Ayo sebutkan ini namanya apa" sambil kuarahkan telunjuku pada sirip ikan", "Siriiip" jawab mereka bersamaan. Karena ini pertama kalinya aku membersihkan Ikan, aku juga agak-agak bingung membersihkannya, sambil mengingat2 tukang Ikan kalau bersihkan Ikan, karena biasanya kalau beli ikan di pasar sambil minta dibersihin ikannya, aku iseng-iseng tanya sama mereka. "aduuh, ada yang tau nggak ya bersihin ikan yang benar gimana?" Meilisa bilang "itu teh sisik badannya di buangin", kubilang "o iya", si Mela nambahin "siripnya juga di buang teh, sama "buntutnya" di buang dikit". "oo oke oke". Akhirnya kita bagi tugas, meilisa yang guntingin siripnya, aku dan mela yang buang sisiknya, teteh ratna dan fika yang ngeluarin kotorannya, jaka yang ngeguyurin air saat mau dibersihkan ikannya dari lumuran darah. Sambil membersihkan Ikan, kamipun ngobrol kesana kemari, kupikir, saat inilah aku mengajarkan mereka tentang Islam, akhlak yang baik, dsb. "teh, kemarin jaka ngintip saat Mela sama fika lagi mandi" Meilisa ngadu. "Masa? iya jaka" kutanyakan sama jaka, "nggak teh, saat itu aku cari teteh ratna (adiknya) buat pulang" jaka ngeles. Hayooo kalau ngintip, nanti dicatet sama Malaikat siapa?" tanyaku, kebetulan kami memang sedang menghafal tugas-tugas setiap Malaikat. "Malaikat Atid teh" jawaban Jaka. "Nah itu tau..., besok2 lagi jangan diulang lagi ya jaka" pintaku. "iya teh" katanya. terus kakinya jaka kena tumbuh-tumbuhan yang menempel, "iih kenapa sih Allah nyiptain tumbuhan kayak gini?" belum aku sempat jawab Meilisa udah mengalihkan perhatian kami. Akhirnya tak terasa pekerjaan membersihkan ikanku selesai. "Waah nggak terasa ya, jika dikerjakan dengan bergotong royong" kataku untuk memberikan pelajaran PPKn atau kewarganegaraan tentang gotong royong (hehehe), disamping belajar IPA tentang Ikan tadi dan pelajaran tentang Maha Kuasanya Allah yang telah menciptakan saluran pencernaan Ikan yang bergitu sempurna, Subhanalloh. Setelah selesai membersihkan Ikan, saatnya untuk membuat bumbu pepes ikan. Ada pelajaran baru lagi buat anak-anak yang perempuan, yaitu keterampilan memasak. Kupinta Meilisa dan Mela memotong-motong bawang merah, bawang putih, kunyit, dsb. sedangkan Teteh Ratna kupinta untuk mengepel lantai yang kotor, bekas jejak-jejak kaki mereka yang keluar masuk kamar mandi, walaupun akhirnya harus kusempurnakan lagi ngepelnya. Maklum masih belajar. Setelah ngepel dan memotong bumbu2 selesai, kusodorin kue-kue pada mereka. Alhamdulillah mereka sangat lahap sekali, mungkin karena cape. Kubuatkan juga mereka Jus Tomat, tapi ternyata mereka kurang meyukai tomat hanya Meilisa yang suka, rata-rata mungkin anak-anak kurang suka dengan tomat, krena dulupun aku juga begitu saat masih kecil. Tapi tomatkan mengandung vitamin yang banyak. Kucoba paksa mereka untuk meminumnya. "Ayoo diminum, dalam tomat kan banyak vitaminnya. hayoo vitamin apa? ada yang tau nggak"? tanyaku. "nggak teh..." kata mereka. "Kalau nggak tau mari, kita cari tau di Internet" kataku. Mereka senang sekali kalau bermain laptop, mereka langsung berlarian menuju kamarku. "Ayo Mel, gimana cara dapatin intormasi dari internet?" Meilisa yang cekatan langsung meraih mouse nya dan mengklik start, Mozila Firefox(karena da tulisan internet dibawahnya), "nah terus ngapain?" akhirnya kupandu dia untuk membuka www.google.com, "nah kalau kita mau mencari informasi apapun kita tinggal ketik aja alamat google.com, terus kalau dah muncul tulisan google nya, ketik deh apa yang mau kita cari di atas tulisan google nya, tadi kita mau cari apa hayoo"?. Meilisa langsung ngetik 'vitamin tomat'.
Setelah diketahui manfaat tomat dan vitaminnya, kupinta mereka untuk menghafal lagi hafalan surat pendeknya masing-masing. Kalau sudah hafal, boleh bermain game di laptop lagi.. Kebetulan aku punya link game belajar mengetik cepat , selain belajar mengetik, anak-anak juga bisa sambil belajar Bahasa Inggris karena game itu menggunakan bahasa inggris. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 13.00, tak terasa anak-anak sudah berada di rumah selama 4 jam, kami pun Sholat Dzuhur Berjam'ah, Sholat nya kuatur bergantian, karena Mela dan Meilisa sudah agak besar, kuimami mereka, sedangkan Teteh Ratna dan FIka di Imami jaka. Sengaja kuatur begitu supaya Jaka bisa belajar menjadi Imam. Setelah selesai sholat, kami memetik daun kemangi di samping rumah untuk bumbu pepes ikan, yang ikannya tadi udah dibersihkan. Kutanya mereka, "mau pulang atau mau masih disini"?, "disiniiii" jawab mereka. "Baiklah kalau begitu, yo' bantuin teteh bungkusin ikannya di daun sambil dilumuri bumbu2 nya" Kamipun kembali bagi tugas, "Teteh yang lumurin ikannya pake bumbu yang sudah diblender, Meilisa kasihin tomat, bawang daun dan cabe, Teteh Ratna yang ngasihin Serai, Jaka yang naro Salamnya, dan Mela yang beresin daunnya yang mau dipakai. Kamipun kembali bergotong royong. Anak-anak suka-suka aja dengan tugas mereka, karena mereka anggap itu asyik dan menyenangkan layaknya bermain masak-masakan, aku juga asyik karena merasa sangat terbantu sekali, pekerjaannya jadi cepat selesai. :)
Setelah semuanya selesai, mereka pulang karena harus ngaji di MDA dekat rumah mereka.
Daah teteh, kami pulang ya.. Assalamu'alaikum... Nanti malem kita ngaji lagi ya...
-----------------
Alhamdulillah, hari ini mereka belajar banyak tanpa mereka sadari kalau mereka sedang belajar. :)

Belajar yang Menyenangkan

Bermain kartu A, Ba, Ta, Tsa


Hari ini kembali bermain bersama anak-anak. kali ini permainan yang aku pakai untuk mengenalkan huruf alif ba ta sama rofif dan hanif adalah permainan mencari huruf yang serupa di deretan kartu-kartu. Ide permainan aku dapatkan dari situs homeschooling www.sumardiono.com. Dan Alhamdulillah lumayan cukup berhasil, walaupun mereka kurang bersemangat. setelah kelihatan cukup bete, ku ajak mereka ke kamar untuk berhadapan dengan laptop, dan mereka bersemangat kembali untuk belajar. Entah kenapa anak-anak emang senang sekali dengan laptop, mungkin karena seperti mainan kali ya. Sekarang kita bermain tebak angka, dengan menggunakan flashcard angka yang aku download di www.sekolahrumah.com hasilnya? mereka besemangat sekali!! karena angka-angkanya dibuat menarik untuk anak-anak. Tak hanya Rofif(4) dan Hanif(4) yang bersemangat menebak angka, tapi juga adek Rana (2) berteriak-teriak nebak angka walaupun terkadang salah. Setelah sudah mulai bosan dengan angka-angka tersebut, mereka mulai berlarian lagi, terkecuali adek Rana yang asyik menebak anggota tubuh yang aku tunjukan, masih menggunakan flashcard, namanya flashcard "mengenal anggota tubuh". Setelah lumayan lama, kuakhiri bermain di depan laptop, kuajak mereka ke ruang tengah lagi untuk bermainan dengan huruf-huruf A, Ba, Ta, sama Tsa. Tapi sepertinya mereka sudah mulai kelelahan. Akhirnya kutanyakan sama mereka, "mau pulang"? mereka serempak menjawab "mauuu". "Oke kalo gitu, kumpulin dulu kartu-kartu A, Ba, Ta, Tsa nya". "Pertama, Rofif, kumpulin kartu A nya ke tangan kanan tante, setelah huruf A nya sudah habis, dilanjutin dengan huruf Ba, Ta, dan Tsa"!, sambil kujulurkan tangan kananku padanya, Hanif, kumpulkan kartu A nya ke tangan kiri tante". ALhamdulillah Rofif dah mulai kenal dengan huruf A nya, dia bisa cepat mengambil kertas-kertas kecil yang sering kita sebut kartu. Kalau untuk huruf Ba rofif sama hanif masih sempat mengambil huruf Ta atau Tsa. begitu juga dengan huruf Ta dan Tsa masih ada yang kebalik-balik. Tapi Alhamdulillah secara umum mereka dah kenal dengan huruf A, Ba, Ta, dan Tsa. semoga besok aku bisa mengenalkan huruf Ja dan Ha sama mereka..

Senin, 04 Mei 2009

Tentang Hukum Positiv & Hukum Islam

masih bercerita hikmah dari novel tempo hari...

Tentang Hukum Positiv & Hukum Islam

“Kalau menurut pengamatan saya, ada sebuah hal yang mendasari seseorang itu acuh tak acuh dengan hukum Islam itu sendiri. Nah, saya melihat sebuah fenomena yang mendasar pada negeri kita ini. Memang, hukum kita ini sangat mudah untuk ditarik ulur. Atau dalam hal ini, banyak sekali undang-undang karet yang mudah untuk dimainkan oleh penegak hukum. Entah itu Hakim, Jaksa, Polisi atau bahkan Pengacara sekalipun.” Prof. Susilo menarik nafas sebentar, setelah itu beliau melanjutkan analisisnya “yang akhirnya terjadi adalah, sebuah anggapan bahwa hukum kita mudah untuk dibeli.
Namun persoalan yang paling mendasar, bahwa
sesungguhnya hukum Islam itu sendiri masih asing ditelinga orang Islam. Sehingga untuk memunculkan Hukum Islam, apalagi hukum pidana Islam. Maka seseorang harus dapat
benar-benar paham tentang apa pola-pola keberadaan hukum tersebut. Contohnya, dalam
kasus Umar bin Khattab. Seorang pencuri pun, dapat diampuni hukuman potong tangannya. Nah, itu terjadi karena kelalaian pemerintahan Umar bin Khattab sendiri. Dalam hal ini, Umar bin Khattab merasa berdosa karena masih ada rakyatnya yang
kelaparan. Akibat kelaparan itulah seorang dapat mencuri. Ingat, Lid. Rasulullah pun
telah bersabda “sesungguhnya kemiskinan itu menyebabkan kekufuran.” Nah, jika kita
melakukan hukum pidana Islam. Minimal rakyat sudah bisa hidup layak dan
mendapatkan makanan dengan mudah. Sedangkan faktanya, bahwa rakyat negara ini
masih sangat lemah perekenomiannya. Jadi Lid, menurut saya tingkat kesejahteraan
itulah yang mendorong seorang untuk bisa memahami tentang arti the rule of law! Kalau
menurut kamu gimana?”

Sejenak aku berfikir, memikirkan apa yang telah diucapkan oleh guru besar yang
satu ini. Memang analisis beliau terlihat gamblang, jelas dan ringkas. Dan langsung to the point. Bahwa, kalau menurut penafsiranku tentang analisis beliau. Bahwa sesungguhnya semua aturan (hukum) dapat ditegakkan jikalau pelaku hukum bisa menikmati kesejahteraan dari aturan (hukum) tersebut. Dengan kata lain, tingkat perekonomian masyarakatlah yang menjadi pedoman. Jikalau, sebuah masyarakat sudah mempunyai tingkat perekonomian yang tinggi maka secara otomatis pendidikan masyarakat pun juga tinggi. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka secara otomatis hukum akan berjalan sesuai apa yang diharapkan. Tetapi, ada kejanggalan.

“Hem, begini Pak!” ucapku sambil terlihat memikirkan suatu hal. “Hukum, merupakan
aturan yang harus diterapkan oleh masyarakat. Jikalau hukum itu baik, maka masyarakatpun ikut baik. Insya Allah!” ucapku

Terlihat Prof. Susilo memandangiku dengan seksama. Memperhatikan setiap ucapanku.
Dan sesekali mengangguk jika beliau setuju dengan pendapatku.

Setelah itu aku mengatakan “sebuah aturan atau hukum, baik yang sudah maupun yang
akan diterapkan kepada masyarakat. Harus melawati titik uji tentang keampuhan hukum tersebut. Dengan kata lain, bahwa hukum tersebut mempunyai sifat yang haq (benar) dan
tetap serta tidak berubah-ubah. Untuk membuat sebuah kebenaran, maka seseorang pembuat hukum harus mengetahui kebenaran itu sendiri. Untuk mengetahui kebenaran,
maka pembuat hukum pun harus menjadi orang yang benar. Dan untuk menjadi orang
yang benar, maka pembuat hukum harus melakukan kebenaran atau dalam kata lain
kegiatan kebenaran. Sehingga, akan terjadi stimulus (pembangkit) untuk melakukan
kebenaran itu sendiri. Sehingga para penegak hukum pun dengan serta merta akan
melakukan pembenaran tentang adanya kebenaran. Jikalau nyata-nyata sebuah kebenaran
itu adalah benar.

Dinegara kita ini, tingkat masyarakat untuk memahami hukum memang sangat rendah. Sama rendahnya dengan apa yang mereka pahami tentang Undang-Undang. Hukum bagi masyarakat adalah sebuah kerangka penyekat dalam tingkahlaku mereka.Karena anggapan mereka, hukum merupakan aturan yang terdiri dari pasal-pasal dan ayat-ayat yang mengekang kelakuan mereka terhadap orang lain. Hukum dinegara kita ini, merupakan hukum yang berada pada penafsiran kegiatan kesalahan-kesalahan manusia. Bukan merupakan tingkat aturan (hukum) tentang melakukan sebuah kebanaran atau kebaikan. Jadi, masyarakat akan langsung takut manakalah hukum positif tersebut diperdengarkan oleh mereka. Sikap antipati terhadap hukum positif inilah, yang akhirnya masyarakat juga antipati terhadap hukum Islam. Masyarakat akan langsung mengatakan bahwa hukum itu adalah tindakan yang bersifat punishment (hukuman). Bukan tindakan yang bersifat mangatur hidup agar lebih baik. Jadi antipati seseorang terhadap hukum Islam, hanya karena mereka tidak mengetahui tetang kejalasan hukum-hukum Islam. Karena mereka trauma dengan hukum positif (hukum yang ada dinegara) yang bersifat penghukuman bagi orang yang bersalah. Maka, hukum Islam identik dengan mati, potong tangan dan lain sebagainya. Inilah yang membuat hukum-hukum Islam menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat. Padahal hukum Islam itu tidak hanya seperti itu. Islam banyak mengatur tentang tata cara dalam berbagai hal. Seperti hukum nikah, hukum pergaulan, hukum jual beli, hukum pidana, hukum perdata dan bahkan untuk memasuki kamar mandi pun ada hukumnya. Nah, disinilah orang-orang seharusnya memahami tentang hukum itu sendiri. Hukum Islam mengatur kehidupan, agar menjadi lebih terarah dan teratur dalam menjalankan kehidupan yang sementara ini. Di dunia. Ganjaran bagi orang-orang yang melakukan hukum (aturan) Islam. Menjadikan mereka akan lebih taat kepada Rabb (Tuhan)nya. Saat orang Islam taat kepada hokum hukum Islam. Maka yang akan terjadi adalah keseimbangan dalam hidup, antara dunia dan akhirat!” ucapku panjang lebar. “saya sanksi, saat Bapak mengatakan tentang seorang pelaku hukum akan mentaati hukum manakalah perekonomian masyarakat sudah tinggi. Terbukti dinegara maju, bahkan Amerika sekalipun. Tingkat pelanggaran hukum juga tidak kalah banyaknya dengan negara kita. Di Los Angeles, tingkat perkosaan mereka sangat tinggi. Setiap hari, ada sekitar 3000 wanita yang diperkosa melapor ke LAPD (Los Angeles Police Depertement). Dan yang tidak melaporpun, sama banyaknya.

Sungguh ironis, jikalau hukum hanya mengatur tentang tingkah laku kesalahan mereka.
Karena hukum yang sesungguhnya, adalah mengatur manusia untuk lebih mencintai
hukum itu sendiri.
Contohnya, seseorang yang membunuh. Dalam hukum Islam, dia harus qishah
(dibalas). Tetapi manakalah si pembunuh dimaafkan oleh keluarga yang dibunuh, maka
pembunuh ini terbebas dari hukuman tersebut. Meskipun dalam hal ini ada peraturan juga mengenai tata cara pengampunan dalam hukum Islam. Jadi, pandangan masyarakat
tentang hukuman mati dalam Islam. Banyak yang keliru dan salah. Tidak sedikit orang
yang mengatakan bahwa hukuman mati dalam Islam itu kejam. Tetapi, uniknya. Pada
saat ada seorang yang dibunuh, maka secara otomatis keluarga yang menjadi korban akan
menuntut hal yang serupa pada pelaku pembunuhan. Yaitu dibunuh. Jadi sebenarnya,
hukuman mati adalah sebuah fitrah dalam kehidupan. Jadi seseorang yang mengacuhkan
hukuman mati, atau bahkan menganggap hukuman mati adalah sebuah kekejaman atau
bahkan kekejian karena melanggar HAM (Hak Asasi Manusia). Maka seseorang itu,
tidaklah memahami esensi dalam sebuah kehidupan. Dalam Islam, pun telah diatur
tentang hukuman mati tersebut. Membunuh satu orang yang tidak bersalah, bagaikan
membunuh semua manusia yang ada didunia. Itulah esensi hukum Islam.
Sedangkan, apa yang tertera hukuman mati dalam hukum positif. Sangatlah
rancuh. Hukuman seseorang yang membunuh tanpa alasan yang benar. Tidaklah pantas
seseorang itu tetap hidup. Sedangkan, apa yang dilakukan Umar bin Khattab. Adalah
sebuah kebijaksanaan khalifah (pemimpin) dalam melaksanakan tugasnya. Umar bin
Khattab, sangat menjaga rakyatnya dalam masalah apapun. Termasuk kesejahteraan.
Tetapi, sedangkan pemimpin kita? Jadi sebuah pelaksanaan hukum, kalau menurut saya
adalah pada pelaksanaan dari hukum itu sendiri. Dalam pengertian, hukum bukanlah hal
yang mengekang atau membatasi kehendak kita. Tetapi sebenarnya, hukum adalah
sebuah perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.” Ucapku penuh yakin.
Prof. Susilo tersenyum. Dia menganggukan kepalanya pelan. Tanda setuju.
“Hem, saya paham apa yang kamu maksud Khalid!” ucap Prof. Susilo. “tetapi apakah
hukum positif tidak dapat menjadi sebuah kehidupan hukum sehari-hari?” sanggahnya.
“Saya rasa, begini Pak. Hukum merupakan sebuah pokok kehidupan. Manakalah hukum
itu baik, maka masyarakatnya pun akan baik. Saya ingin menanyakan kepada Bapak.
Apakah dalam hukum positif, terdapat sebuah pengaturan tentang hukum bertingkah laku
yang baik.”
Prof. Susilo terlihat memikirkannya.
Saat itulah aku langsung menjawab sendiri pertanyaanku “tidak Pak! Hukum positif,
tidak mengajarkan kita bertingkah laku yang baik. Tetapi hukum positi hanya, mengatur
orang yang bertingkah laku tidak baik. Atau dalam kata lain. Melanggar hukum. Tetapi
dalam hukum-hukum Islam. Kita pun diatur dalam bertingkah laku yang baik. Dan kita
pun diberitahu akibat dari perilaku yang baik. Maupun yang tidak baik. Jadi hukum,
seharusnya melihat dua hal. Yaitu sebab dan akibat. Bukan hanya hukum bersifat akibat
semata.”

Kamis, 30 April 2009

Ketika Nikah Siri Dipidanakan..

Rancangan Undang-Undang akan mengatur Pernikahan Siri. Undang-undang ini akan menjatuhkan pidana terhadap jenis pernikahan siri. Apa dan bgm seberanarnya pernikahan ini? Bagaimana pandangan dalam Islam memandang pernihkan siri? Apa dibalik RUU yg akan mengatur pernikahan siri ini? Apa sih yg terjadi sebenarnya sampai2 pernihakan siri kemudian dipidanakan? Resume di bawah ini akan mencoba menjelaskannya Keinginan pemerintah untuk memberikan fatwa hukum yang tegas terhadap pernikahan siri, kini sudah tertuang dalam sebuah Rancangan Undang-undang tentang perkawaninan. Sebagaimana penjelasan Bapak Nasarudin Umar selaku Direktur Bimas Islam Depag, RUU ini akan memperketat Pernikahan siri, Poligami dan kawin kontrak. kHusus Pernikahan siri ini, saat ini RUU tersebut masih berada di Sekertariat Negara. Dalam RUU ini nikah siri dianggap sebagai perbuatan illegal sehigga perlakunya akan dipidanakan dengan saksi penjara minima 3 bulan dan denda 5 juta. Sanksi tersebut brlaku bagi pelaku yang mengawinkan, dan yang dikawinkan scr nikah siri, poligami atau nikah kontrak. Bagi penghulu yang menikahkan seseorg yang bermasalah misalnya yang masih terikat dengan pernikahan sebelumya, jadi ini untuk yang berpoligami, akan dikenakan sanksi pidana 1 tahun penjara. Sedangkan bagi pegawai KUA yang menikahkan mempelai tanpa syarat lengkap diancam denda 6 juta dan 1 thn penjara. Sebagian orang berpendapat bahwa orang yang nikah siri ini, maka suami isteri tidak memiliki hubungan waris / pewarisan. Artinya ketika si suami menginggal dunia sang isteri yang dinikah siri beserta keturunannya tidak berhak untuk mewarisi harta suaminya. Ini juga berlaku sebaliknya, ketika isteri meninggal dunia. Kondisi ini dianggap akan merugikan kaum perempuan dan anak-anak, akhirnya diperjuangkanlah untuk dipidanakan. Ini adalah pendapat yang mengajukan RUU tadi. Tapi sebelum bahas lebih lanjut, mungkin kita perlu mengetahui terlebih dulu apa sih yang disebut nikah siri itu? Mungkin yang selama ini kita tahu, dan yang juga beredar di masyarakat, bahwa yang dinamakan nikah siri itu.. pokoknya nikah secara sembunyi-sembunyi. Ustadzah Latifah Musa dalam Voice of Islamnya menerangkan, bahwa dalam pandangan masyarakat umum Pernikahan siri itu… • yang pertama, pernikahan tanpa wali. Jadi pernikahan tanpa wali atau siri ini dilakukan karena wali pihak perempuan tidak setuju, atau menganggap syahnya pernikahan tanpa wali, mungkin hanya mementingkan nafsu syahwat tanpa mempedulikan ketentuan syari’at. • Kedua, bahwa pernikahan siri ini adalah sebuah pernikahan yang syah secara agama, tapi tidak dicatatkan di lembaga pencatatan Negara, dalam hal ini adalah KUA. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang tidak mencatatakan pernikahannya di KUA, ada karena fakor biaya. Dia tidak mampu membiayai administrasi pencatatan karena mahal. Ada juga karena takut ketahuan melanggar aturan, karena pegawai negeri tidak boleh nikah lebih dari satu dan masih ada faktor2 lainnya. • Ketiga, ada juga fakta pernikahan yang dirahasiakan karena pertimbangan-pertimbangan tertentu/disembunyikan. Mungkin misalnya takut menerima stigma negative dari masyarakat karena masyarakat terlanjur menganggap tabu pernikahan siri atau karena pertimbangan2 lain yang akhirnya memaksa orang tersebut merahasiakannya. Ketiga fakta itulah yang secara umum beredar di masyarakat. Kemudian bagaimana pandangan Islam sendiri terhadap fakta pernikahan siri tersebut? • faka pertama, jika pernikahan siri yang dilakukan tanpa wali, Islam mengharamkan. Jadi haram menikahkan seorang wanita tanpa wali. Ini sebagaimana didasarkan pada sebuah Hadist yang diriwayatkan Sahabat Abu Musa r.a, Rosulullah SAW besabada yang artinya “ tidak syah suatu pernikahan tanpa seorang wali”, kemudian Rosulullah SAW bersabda yang maknanya “wanita manapun yang menikah tanpa seizin walinya maka pernikahannya Bathil, pernikahannya bathil, pernikahannya bathil” Rosul menyebutnya sampai 3 kali. Ini hadist dari lima mazhab kecuali An-Nasa’i. Ada juga Hadist lain dimana Rosulullah SAW bersabda yang maknanya “seorang wanita tidak boleh menikahkan wanita lainnya, juga seoang wanita tidak boleh menikahkan dirinya sendiri sebab sesungguhnya wanita pezina adalah seorang wanita yang menikahkan dirinya sendiri” (HR. Ibnu Majah). Jadi berdasarkan hadist-hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu pelanggaran terhadap Allah SWT ketika menikahkan tanpa wali, dan ini berhak mendapatkan sanksi. Hanya syari’at belum menetapkan sanksi bagi orang-orang yang melakukan telribat pernikahan tanpa wali. Oleh karena itu pernikahan tanpa wali dimasukan ke dalam Bab Ta’zir. Jadi sanksi yang berupa bentuk dan kadar saknsinya diserahkan sepenuhnya kepada Qodi atau Hakim dalam system Islam. • Fakta kedua, fakta pernikahan yang sah menurut Islam hanya saja tidak dicatatkan. Ini memang harus ada hukum yang dikaji secara berbeda, yaitu hukum pernikahannya dan hukum tidak mencatatkan. Nah kalo hukum pernikahnnya itu sendiri sah, sehingga jika dari aspek pernikahannya itu sah berdasarkan ketentuan syari’at, pelakunya tentu tidak boleh dianggap melakukan suatu kemaksiatan. Sehingga tidak berhak dijatuhi sanksi hukum. Dalam Islam, perbuatan baru dianggap suatu kemaksiyatan, berhak dijatuhi sanksi dunia dan akhirat ketika terkategori menjalankan yang haram dan meninggalkan yang wajib. Dan ini tidak terjadi jika pernikahannya sah. Nah, bagaimana fakta tidak mencatatkan? Jika Administrasi Negara menetapkan ini sebagai salah satu bentuk aturan, dan seseorang melanggarnya, maka ini adalah pelanggaran terhadap pelanggaran administrasi Negara. Misalnya seperti melanggar peraturan lalu lintas, melanggar izin mendirikan bangunan, peraturan-peraturan administrative lainnya. Jadi tidak boleh dianggap sebagai tindakan kriminal. Persoalan pernikahan siri ini dalam RUU tersebut akan dipidanakan. Jadi dianggap sebagai tindakan kriminal, padahal ini persoalan perdata bukan persoalan pidana, karena urusannya adalah urusan catat mencatat. Jadi ini yang menjadi masalah. Pada saat seseorang menikah tidak mencatatkannya di catatan sipil, itu tidak bisa dimasukan kedalam tindakan pidana. • Kemudian fakta yang ketiga, tidak mempublikasikan atau disembuyi2kan. Hukum Islam untuk mempublikasikan/mengumumkan pernikahan dalam bentuk walimatul ‘ursy itu sendiri adalah Sunnah, dan kedudukannya sunnah muakkad, jadi sangat-sangat dianjurkan. Tetapi misalnya karena ada suatu kondisi tertentu sehingga tidak diumumkan, itu tidak sampai melakukan suatu keharaman, tapi bentuk pelanggaran terhadap Sunnah, tidak sampai keharaman. Tetapi tetap saja jika dengan tidak mengsyi’arkan malah akan terjadi kemudhorotan misalnya fitnah, maka sangat sangat dianjurkan utk seorang muslim mengsyi’arkan pernikahannya. Dan Negara juga sangat menganjurkan ini. Jika masalahnya seperti ini. Terus kenapa nikah siri ini akhirnya sampai dipidanakan? Persoalannya adalah karena Negara kita sudah meratifikasi Undang-undang Internasional, jadi di bawah hukum yang disepaktati PBB. Karena sesuai dengan ketentuan perlindungan terhadap hak-hak perempuan, kemudian adanya konsep kesejahteraan gender, dll. Ini menyebabkan Indonesia harus meratifikasi hukum-hukum yang digulirkan sesuai dengan ketetapan-ketetapan ini. Nah akhirnya muncul Undang-undang yang berbasiskan kesejahteraan gender. Seperti UU Perlingdungan anak, UU kekerasan dalam Rumah Tangga tetapi dalam terminologi satu definisi, satu definisi yang sudah disepakati dalam UU Internasional. Jadi mengacunya itu bukan pada Syari’ah Islam tapi pada kesepakatan-kesepakatan Internasional dan sesuai dengan Sistem Pergaulan Internasional. Misalnya dalm UU Perlindungan anak, batasan anak itu berada di atas 18 tahun. Jadi kalo usia 17 tahun dianggap masih anak-anak, dan dia tidak boleh menikah. Sehingga ketika dia menikah pada usia 16 atau 17 tahun maka dia dianggap melanggar UU ini. Karena terpacu dari sinilah, akhirnya ada keinginan untuk merevisi Undang-undang yang masih ada bernuansa agama, masih bernuansa syari’at Islam seperi UU perkawinan. Kemudian jg uu peradilan agama, yang masih memasukan syari’at islam untuk menyelesaikan masalah di peradilan agama. Nah inilah yang kemdudian akhirnya ingin di rubah. Inilah yang menyebabkan akhirnya nikah siri dipermasalahkan. Dalam konteks sebenarnya boleh, sah, kemudian juga poligami yang sebenarnya dalam Syari’at Islam hukumnya boleh, kemudian juga pernikahan yang dibawah 18 tahun di dalam islam juga sebenarnya boleh. akhirnya diupayakan untuk dilarang sesuai dengan UU Internasional. Dan tidak berdasarkan pada AlQuran dan Assunnah lagi. Tentunya ini menambah daftar fakta bahwa syari’at Islam itu mulai dijajah sedikit demi sedikit kemudian dihapus dari kehidupan kita. Jadi memang ada arus untuk menghancurkan nilai-nilai Islam yang masih tersisa dalam keluarga-keluarga muslim di Indonesia. Sehingga yang dibidik sekarang adalah UU Perkawinan dan UU Peradilan Agama. Hmm…memang jika tidak ditimbang dengan syariah yang ada malah bikin resah dan gelisah --Resume Voice of Islam edisi Mei Rubrik Sakinah--

Rabu, 29 April 2009

Masih lanjutan dari postingan Blog sebelumnya tentang Asyiknya Membaca Novel Islami.

Tentang kesalehan pribadi dan keshalehan umum, persatuan kaum muslimin
Orang-orang muslim yang kaya diharapkan untuk dapat bersatu merapatkan shaff dalam barisan perjuangan. Sehingga tidak terjadi suatu kehendak yang hanya bersifat keshalehan pribadi, tetapi tidak mendapatkan sebuah kemaslahatan pada masyarakat.
Banyak sekali orang-orang yang hanya menginginkan keshalehan individu. Sehingga
menafikkan keshalehan umum. Menganggap bahwa, suatu hal yang menurut kehendaknya menyenangkan. Maka itulah yang harus dia lakukan, untuk menyenangkan hatinya. Yaitu sebuah kesenangan yang hanya menentramkan hatinya, tetapi mengacuhkan kesenangan saudara-saudaranya. Banyak orang-orang muslim yang masih sangat membutuhkan uluran tangan dari saudara-saudara muslim yang lainnya. Kalau lah kita hanya menyalahkan para misionaris yang sedang gencar-gencarnya memurtadkan orang-orang Islam. Itu tidaklah adil. Karena letak dari kesalahannya, adalah karena kita tidak pernah perduli dengan saudara-saudara kita sesama muslim. Sehingga Itsar, satu kata dalam barisan muslimin telah terkoyak dan rusak. Itsar hanya menjadi selogan kosong, dan hanya menjadi kenangan sejarah yang menganggumkan. Bukan menjadikan semangat kita, untuk menjadikan contoh bagi diri dalam mencintai saudara-saudara
muslim.

Aku jadi teringat sebuah cerita para pasukan muslim yang akan bertempur malawan tentara kafir. Saat-saat para tentara kafir mengira bahwa tentara Islam tidak pernah melatih kekompakan. Tetapi, tidak diduga-duga. Saat tentara kafir melihat tentara Islam yang sedang menyebrang sungai. Hingga salah satu tentara Islam kehilangan kantong air minumnya kedalam sungai. Tanpa dikomandopun, seluruh tentara Islam langsung mencari kantong air milik saudara seimannya. Melihat kejadian itu, seketika tentara kafir langsung menyerah. “Bagaimana kita akan menyerang sebuah pasukan. Yang pasukan itu sangat perduli dengan temannya. Kalau kita bunuh salah satu tentara Islam. pastilah mereka semua akan membinasakan kita” ucap panglima perang tentara kafir. Sungguh ini menjadi pelajaran bagi umat Islam. Pelajaran untuk saling perdulidengan saudara seimannya. Itsar.

Tentang Kesempurnaannya Allah SWT
Air. Sungguh Benar-benar segar rasanya. Sungguh Allah benar-benar maha sempurna.
Menciptakan sesuatu tiada yang sia-sia. Bahkan air pun, sungguh sangat berharga.
Sampai-sampai Allah, selalu mengiming-imingkan surganya dengan air sungai yang
mengalir segar. Sungguh bodoh bagi orang-orang yang mengatakan “perumpamaan Allah
itu hanya untuk orang-orang Arab saja! Allah, hanya menakut-nakuti orang Arab dengan
Api. Dan memberikan gambaran surganya dengan air! Ya, memang orang Arab pasti
takut api karena mereka tinggal didaerah panas. Dan mereka akan senang dengan air
karena mereka benar-benar membutuhkan” Pernyataan yang bodoh. Sesungguhnya semua manusia pada dasarnya menyukai air dan tidak menyukai api atau yang berhawa panas. Lalu apakah orang-orang Eskimo suka memakan api? Karena mereka tinggal di kutub! Tentu tidak, jikalau mereka terbakar mereka pun akan kepanasan. Dan sesungguhnya, api yang sangat kecil pun bias menyakiti manusia. Tidak seperti es atau air.

Kalimat penyemangat dakwah
Kini aku sudah bersiap untuk berangkat. Menuju ladang pahala yang siap untuk dicangkul. Dan semoga aku dapat menuai hasilnya kelak. Desa kumuh tempat mangkal kajian para preman tidak jauh dari tempatku. Jadi hanya dengan berjalan kaki, maka akan lebih cepat. Kalau naik angkot, malah harus muter-muter dulu. Matahari begitu terik, meskipun waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi. Langkahku tegap penuh semangat, menuju pahala yang menanti untuk aku petik. Dan aku nikmati kelak dimasa yang akan datang.

Mata ini sudah memandang sederetan rumah-rumah kumuh yang membentang. Beda sekali dengan perumahan-perumahan yang aku lewati. Sungguh ironis, kehidupan hedonis yang menyekat mereka. Menyekat antara si miskin dan si kaya. Apalagi kekuatan kapitalis yang begitu gencarnya menghancurkan orang-orang miskin. Tapi tunggu, umat Islam akan bangkit. Memumpuk kejayaan masa silam yang gemilang. Dan umat-umat kafir menjadi umat-umat yang meminta perlindungan umat Islam. Allahu Akbar!!!

Aku kembali ke kamar, dan mengambil buku suci pedoman hidup manusia. Al Qur’an. Hanya inilah cara satu-satunya yang dapat memperkuat diriku lagi.

[2.214] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacammacam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat.
[16.110] Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah
sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu
sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[2.218] Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
[3.142] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi
Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
[5.35] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan
[5.54] Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang
mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah,
dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-
Nya) lagi Maha Mengetahui.
[9.16] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah
belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan
tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang
yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[9.41] Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.
[25.52] Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap
mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar.
Suatu hal yang mendasar, yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya adalah rasa kasih dan sayang serta memberikan peringatan
dengan lemah lembut. Juga memberikan amanah kepada seseorang, dengan sesuai
tingkatan keimanannya. Tidaklah seorang yang bijak, jika menyeruhkan kebenaran tetapi
dia sendiri tidak melakukan. Tidaklah kebenaran itu akan terwujud, jika kebenaran itu
hanya berada pada ucapan-ucapan semata. Tidaklah ucapan-ucapan kebenaran akan
terwujud, jika perilaku si pengucap menyimpang dari perkataan kebenarannya. Orang
bijaklah, yang menyerukan tentang kebenaran, dan dia mengetahui kebenarannya serta
mengetahui kadar iman dari seorang yang akan diserunya.

Lagunya Izzis
“Dimana dicari pemuda kahfi
Terasing demi kebenaran hakiki
Dimana jiwa pasukan badar berani
Menoreh nama mulia perkasa abadi
Umat melolong di gelap kelam
Tiada pelita penyinar terang
Penunjuk jalan kini membungkam
Lalu kapankah fajar kan datang
Mengapa kau patahkan pedangmu
Hingga musuh mampu membobol bentengmu
Menjarah menindas dan menyiksa
Dan kita hanya diam sekedar terpana”

Selasa, 28 April 2009

Asyikny Membaca Novel Islami…


Membaca novel memang mengasyikan… disamping membuatku terhanyut oleh suasana Novel yang disuguhkan oleh penulis, aku bisa mengambil banyak pelajaran darinya. Tentunya jika yang kita baca bukan hanya sekedar Novel biasa, maksudku Novel bernuansa Islami ataupun novel penggunggah semangat. Novel yang memiliki nilai-nilai dakwah dan mengingatkan kita akan kegungan dan Maha Sempurnanya Allah, dan juga memperingatkan kita terhadap azab dan siksanya Allah bagi orang-orang yang melanggar aturan-Nya.
Setidaknya itulah yang kurasakan ketika membaca beberapa novel Islami ataupun novel umum namun mengandung unsur-unsur moral dan pendidikan. Kalimat dalam novel-novel tersebut juga dapat dijadikan salah satu referensi untuk berdakwah. Karena biasanya(ciri khas dari) novel memiliki kata-kata yang indah yang jauh dari kesan menggurui tapi mengena di hati.

Seperti novel e-book yang berjudul Bidadari untuk Ikhwan karya Fajar Agustanto yang telah kubaca beberapa minggu lalu, Alhamdulillah banyak hal yang saya dapatkan. Diantaranya adalah seperti yang kutulis di bawah ini dan beberapa postingan lainnya ke depan.

---Tentang Kenikmatan air wudlu---
Hem, nikmat benar air wudhu yang membasahi kulit-kulitku ini. Terasa semua ringan dalam membasuh semua kotoran-kotoran dunia

---Takutlah hanya kepada Allah---
Disebuah pinggiran kali, aku berpapasan dengan tiga para preman. Mereka melihatku dengan tatapan yang tajam, seakan aku adalah mangsa yang siap untuk diterkam, dan tentunya sangat lezat. Jantungku berdetak kencang, aku merasakan ketakutan saat berhadapan dengan para preman. Tak pelak aku pun beristikfar dalam hati dan meminta perlindungan kepada sang Maha pelindung. “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman (Ali Imran 175).” Aku teringat dengan apa yang difirmankan Allah, sungguh dahsyat apa yang kurasakan setelah mengingat Ali Imran ayat 175. Tubuhku seakan siap menjadi tentara Allah yang akan menghadang para segerombolan kaum Bani Israil.
---
“Baru kali ini, saya berhadapan dengan anak muda yang berani!” ucap Si bos preman, selanjutnya dia mengatakan “sebenarnya beberapa kali, ada anak muda yangmengajarkan ngaji pada anak-anak diperkampungan kumuh ini. Tetapi mereka adalah anak muda yang munafik, mereka mengatakan kebesaran Tuhannya tetapi mereka menakuti manusia. Mereka takut pada kami, para preman! Saat aku melihat kamu, aku ingin menguji keberanianmu, aku ingin menguji keimananmu, ingin menguji kekuatan kepercayaanmu kepada Tuhanmu. Dan menguji, apakah kamu dari golongan anak muda yang munafik itu? Sungguh luar biasa keberanianmu, engkau tak takut akan kematian. Bahkan engkau mencari kematian, kematian diatas nama Tuhanmu! Dan ternyata kamu bukan dari golongan anak-anak muda yang munafik itu.” Nih preman gak tau kali ya, kalau aku sebenarnya juga takut! Tapi Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah swt, rasa takutku pun menjadi sebuah keberanian. Ucapku dalam hati.

---Fenomena saat ini,---
Jika ada seorang pemuda/i yang berpacaran mereka melihatnya biasa.
Jika ada pemuda/i yang bertunangan mereka menganggap luar biasa. Hingga layaknya sebuah pertunangan adalah pesta pernikahan. Dan membiarkan anaknya, yang hanya sekedar bertunangan dilepas bagai seorang yang sudah menikah. Mereka menganggap pertunangan hanya sekedar pelegalan hubungan mereka.
Mereka lupa dengan hukum-hukum Islam. Sangat lupa atau bahkan tidak mengerti sama sekali.
Pemuda/i yang ingin menikah muda, seringkali dikatakan nafsunya besar, atau hamil diluar nikah. Kalau alasan yang kedua, mungkin ini sering sekali dilontarkan.
Mereka tidak menganggap orang yang ingin menikah muda, adalah seorang yang ingin menjaga kehormatannya. Baik kehormatan bagi pemuda itu maupun kehormatan bagi keluarga. Seorang yang menikah muda, tidak diidetikkan seorang yang menjaga agamanya. Tapi seringnya dibilang yang nggak karuan.

Di Masjid dekat rumah kami, dimana saya dan suami sering ikut berjama’ah, mempunyai imam pengganti yang tidak jelas pelafalan bacaan Al-Qurannya. Dan ketika berbicarapun tidak jelas, karena mulutnya tidak dibuka dengan lebar, sehingga ketika seseorang harus berbicara dengannya, tampak seperti orang yang memiliki masalah pendengaran. Imam tsb juga terlihat angkuh dan serasa paling hebat bacaanya dan paling pintar, padahal yg saya rasakan, sering sekali bacaan yg dibaca tdk terdengar dgn jelas, dan kadang2 pas saya tangkap, ternyata makhorijul hurufnya dan panjang pendeknya juga kurang pas. Selain itu, pernah juga saat saya berusaha menangkap kata perkata surat2 pendek yang dilafalkan, ternyata ada surat yang kebalik dibacanya, ketika ada yang mengoreksi, tetap saja tidak dihiraukannya.

Astaghfirullah.. sejak saat itu, saya jadi tidak tenang ketika Sholat harus diimami sama beliau ini. Yang menyedihkan lagi Imam pengganti ini tak pernah memberikan kesempatan pada orang lain yang bacaannya lebih fasih dari pada beliau untuk menjadi Imam, padahal banyak bapak-bapak yang sering mengikuti Sholat di Masjid ini yang bacaannya lebih fasih dan lebih jelas dan malah lebih indah suara dan nada bacaannya. Saya juga tahu bahwa ada bapak2 yang ternyata lebih fasih ketika beliau ini kebetulan sedang tidak ada atau terlambat datang ke Masjid. Semoga beliau senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah-Nya. Padahal sejak kecil saya pernah diberitahukan bahwa untuk menjadi Imam itu ada syaratnya salah satunya bacaannya harus fasih tapi saya tak tau dalilnya apa hadist riwayat siapa. Akhirnya ketika suatu malam, saya coba searching di Mbah Google mengenai dalil-dalil syarat untuk menjadi Imam Sholat… Alhamdulillah saya menemukannya. Ada beberapa situs yang saya temukan, tapi saya lebih puas dengan ditulis oleh Abu Farhan dalam situsnya(tapi saya lupa mencatatkan situsnya), karena yang beliau tulis menurut saya lumayan lengkap…

Berikut kutipannya…

Perkenankan saya menambahkan penjelasan saudara-saudara kita sebagai
berikut:
(1) Syarat menjadi imam shalat (sesuai urutan):
a. Paling bagus bacaan Al Qur'annya, tartil bacaannya, dan paling
banyak hapalannya;
b. Paling paham sunnah;
c. Paling pertama hijrahnya;
d. Paling tua umurnya.

Dari Abu Mas'ud Al-Anshary ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
"Hendaklah yang menjadi imam yang pandai bacaan Al-Qurannya. Apabila
mere¬ka sama dalam kepandaiannya, hendaklah yang paling mengerti
sunnah. Jika mereka sama dalam pengetahuan sunnahnya, hendaknya yang
paling pertama hijrahnya. Jika hijrahnya bersama-sama, hendaknya yang
lebih dahulu masuk Islamnya". Riwayat lain berbunyi: "kemudian yang
paling tua umurnya". [HR Muslim: Kitabul Masajid wal Mawadli]

Lembaga Fatwa'Ulama Saudi Arabia berfatwa:
"Aqrouhum, yang paling bagus lagi tartil bacaannya dan yang paling
banyak hapalannya." [Fatawa Lajnah Ad Daimah Lilbuhus Al-Ilmiyah Wal
Ifta 7/348]

(2) Tidak dianjurkan menjadi imam bila jama'ah tidak menyukainya
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah disebutkan:
"Tiga golongan yang tidak terangkat shalat mereka lebih satu jengkal
dari kepala mereka, (yaitu) seseorang menjadi imam suatu kaum yang
membencinya." [HR lbnu Majah no. 971. Berkata Syaikh Khalil Makmun
Syikha, "Sanad ini shahih, dan rijalnya tsiqat." Hadits ini juga
diriwayatkan melalui jalan Thalhah, Abdullah bin Amr, dan Abu Umamah.
Berkata Shiddiq Hasan Khan, "Dalam bab ini, banyak hadits dari
kelompok sahabat saling menguatkan satu sama lain." (Lihat Ta'liqatur
Radhiyah, hal. 1/336)]

Berkata Shiddiq Hasan Khan,
"Dhahir hadits yang menerangkan hal ini bahwa tidak ada perbedaan
antara orang-orang yang membenci daripada orang-orang yang mulia (ahli
ilmu, pent), atau yang lainnya. Maka dengan adanya unsur kebencian,
dapat menjadi udzur bagi yang layak menjadi imam untuk
meninggalkannya. Kebanyakan kebencian yang timbul terkhusus pada zaman
sekarang ini berasal dari permasalahan dunia. Jika ada di sana dalil
yang mengkhususkan kebencian, karena kebencian (didasarkan, red.)
karena Allah, seperti seseorang membenci orang yang bergelimang
maksiat, atau melalaikan kewajiban yang telah dibebankan kepadanya,
maka kebencian ini bagaikan kibrit ahmar (ungkapan untuk menunjukkan
sesuatu yang sangat langka, pen.).

Tidak ada hakikatnya, kecuali pada bilangan tertentu dari hamba
Allah. (Jika) tidak ada dalil yang mengkhususkan kebencian tersebut,
maka yang lebih utama, bagi siapa yang mengetahui, bahwa sekelompok
orang membencinya -tanpa sebab atau karena sebab agama- agar tidak
menjadi imam untuk mereka, pahala meninggalkannya lebih besar daripada
pahala melakukannya. [Ta'liqatur Radhiyah, hal. 1/337-338]

Berkata Ahmad dan Ishaq,
"Jika yang membencinya satu, dua atau tiga, maka tidak mengapa ia
shalat bersama mereka, hingga dibenci oleh kebanyakan kaum." [Lihat
Dha'if Sunan Tirmizi, hal. 39]

(3) Dilarang berselisih
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Hendaklah yang mengiringiku orang-orang yang telah baligh dan
berakal, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang
setelah mereka, dan janganlah kalian berselisih, niscaya berselisih
juga hati kalian, dan jauhilah oleh kalian suara riuh seperti di
pasar." [HR Muslim, no. 432 dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahih, no. 1572]

Maraji':
- Meluruskan Kekeliruan Imam, oleh Al Ustadz `Aunur Rofiq bin Ghufron,
majalah Al Furqon, Edisi 11 Th. 1423H, hlm. 10-15 dan 19 pada
http://www.vbaitullah.or.id;
- Adab Imam dan Makmum dalam Shalat Berjama'ah, Oleh: Armen Halim Naro
pada http://www.vbaitullah.or.id.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memberi kemudahan kepada
kita agar mampu meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Abu Farhan

Alhamdulillah, penjelasan yg sgt rinci. Tapi bagaimana ya solusinya supaya bapak ini mau diganti dengan imam yang lain, karena imam yang sering digantikan Bapak ini malah jarang datang ke Masjid akhir-akhir ini. Kalaupun datang, hanya pada saat Sholat Subuh, itupun tidak setiap hari datang. Ingin sekali kami menjelaskan, tapi kami merasa tidak enak, atau malah mudhorotnya akan lebih besar. Selain itu kami jg baru terhitung penduduk baru di daerah ini. Dan sewaktu kami mencoba mengajukan salah satu program utk kegiatan masjid, yaitu membaca Al-Quran dgn membaca artinya nggak hanya sekedar membaca aja(program yg sudah berjalan)spy faham dgn yg dibaca cukup satu kali dalam seminggu aja atau diadakan kajian ilmu, ditolak oleh imam pengganti tersebut, padahal Imam utama setuju… Trimakasih kalau ada yang mau ngasih masukan…

BAHAGIANYA MENJADI SEORANG IBU



Mungkin kita sering mendengar “syurga berada di bawah telapak kaki ibu”. Ini menunjukkan bahwa posisi seorang ibu sungguh amat mulia, memiliki kedudukan yang istimewa. Namun, sangat disayangkan, seringkali kita melihat posisi yang amat mulia itu tidak dioptimalkan. Bahkan tidak sedikit seorang Ibu meremehkan peran ini.
Memang di era seperti sekarang ini, ketika kapitalisme, liberalisme, matrealisme menyusup ke dalam celah-celah kehidupan keluarga muslim. Mulai ada ide-ide atau konsep yang mengganggu kenyamanan keluarga muslim yang hendak mewujudkan profil keluarga muslim. Misalnya, pemikiran moderat yang menilai peran keibuan menghalangi perempuan untuk eksis di dunia publik, mereka mempertentangkan peran ibu dengan peran publik. Selain itu kapitalisme juga mendorong perempuan untuk full di luar untuk bekerja.
Untuk para ibu atau calon ibu, mungkin kita perlu merenung sejenak. Apa sebenarnya yang kita cari di dunia ini? Apakah hidup kita ini akan selamanya? Jika jawabannya ternyata hidup kita sementara di dunia ini, lantas apakah kita masih punya harapan untuk mengakhiri hidup kita dengan baik? Akhir yang baik tentu harus menjadi orang yang baik. Bagaimana menjadi orang yang baik? Apa amal utama bagi seorang muslimah? Sehingga kita senantiasa memprioritaskan amal yang memang layak untuk diprioritaskan. Disinilah perlunya kita mengkaji Islam. Ternyata Islam sangat memperhatikan peran ibu ini.
Untuk mengetahui apakah kita sudah menjalankan peran ibu ini dengan baik apa belum, tentu kita harus mempunyai tolak ukur atau kriteria menjadi seorang ibu yang baik. Kriteria ibu yang baik adalah dengan cara menjalankan kewajiban sebagai seorang ibu. Dan kewajiban ini merupakan peran pokok muslimah yang utama. Jika ditinggalkan akan berdosa, sebaliknya jika dijalankan dengan baik maka akan mendapat pahala yang besar, dari pada berkarir. Diantara kewajiban ibu itu antara lain,
• Menjaga atau merawat kehamilan
• Melahirkan
• Menyusui
• Mengasuh anak kecil
• Mendidik pada usia dini
Ketika mengabaikan peran-peran tersebut, maka criteria menjadi ibu yang baik belum tercapai. Apalagi meninggalkan kewajiban untuk mengejar yang mubah yang jelas tidak akan mendapat apa-apa dari karirnya, malah bias jadi yang didapat adalah dosa karena telah melalaikan kewajiban.
Supaya kita dapat menjadi seorang ibu yang baik, tentu kita harus memiliki motivasi diri yang dapat mendorong kita melakukan kewajiban terseut dengan maksimal. Yaitu dengan belajar, bagaimana Islam memberikan arahan kepada seorang Ibu. Dalam nash-nash Al-Quran dan dalam Al Hadist bayak pujian dan penghormatan Islam bagi peran Ibu. Misalnya, jika di kantor kita tau bahwa atasan akan memberikan gaji 2 kali lipat jika kita dapat menyelesaikan pekerjaan secepatnya. Tentu kita akan bersungguh2, karena kita tahu kita akan mendapatkan gaji/materi dua kali lipat dalam satu waktu. Ini adalah motivasi materi. Begitu juga denga peran ibu ini, jika kita tahu apa yang akan diberikan Sang Pencipta terhadap peran ibu ini, tentu kita akan sekuat tenaga meraihnya dan menjalankan amanah ini dengan sebaik mungkin.
Misalnya untuk yang hamil, dalam sebuah hadist disebutkan, “apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah malaikat untuknya, Allah SWT mencatatkan baginya 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.” (Al-Hadist)
Untuk muslimah yang akan melahirkan, dalam sebuah hadist pula disebutkan “apabila seorang perempuan mulai sakit hendak melahirkan, makak Allah SWT mencatatkan baginya pahala bagaikan orang yang berjihad di jalan Allah (fisabilillah)”
Untuk muslimah yang sedang/sudah melahirkan, “apabila seseorang perempuan melahirkan anak, maka keluarlah ia dari dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya”
Kemudian ketika si Ibu mulai menyusui, “setiap 1 tegukan dari pada susunya maka ia diberikan 1 kebaikan” waah subhanallah berapa tegukan yang diminum seorang bayi dalam 2 tahun penuh??
Ketika seorang Ibu mulai mengasuh, “ketika seorang ibu semalaman tidak tidur karena memelihara anaknya yang lagi sakit maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah”
Maha Suci Allah, kalau kita melihat seperti ini, pasti setiap muslimah akan besungguh-sungguh. Karena melihat begitu besar janji Allah SWT bagi orang-orang yang menjalankan peran ibu dengan sebaik-baiknya. Tidak setara dengan gaji yang didapat setiap bulan, pasti dia tidak rela menukar dengan dunia dan segala isinya ini karena Syurga itu lebih baik dari pada dunia dan segala isinya.

--Resume Voice of Islam edisi 24 April 2009, rubrik sakinah--

Kamis, 23 April 2009

Aktivitas baruku di Manna


Kemarin malam (senin malam), (waktu maghrib mpe isya) seperti biasa kami berada di Masjid Agung dekat rumah kami untuk mengikuti Sholat berjama’ah Maghrib dan Isya. Di sela-sela waktu maghrib dan isya biasanya di Masjid itu diadakan akivitas mengaji bersama… Kami rasa amalan itu baik juga, dan kami pun akhirnya sepakat mengikutinya, walaupun sebenarnya saya dan suami pun di rumah mempunyai program tilawah bersama sambil membaca terjemahan serta sambil mengkaji Tafsirnya, yakni Tafsir Ibnu Katsir. Tapi ditambah dengan niat untuk mempererat silaturrahmi dengan tetangga dan untuk menambah kenalan tetangga2, kami pun mengalihkan program tilawah kami ke waktu yg lain (sedihnya akibat dialihkan jadwal tersebut, program kami ini akhirnya menjadi macet).

Kira-kira kurang dari sebulan mungkin kami mengikuti aktivitas tadarus berjama’ah itu, hingga akhirnya dengan seizin Allah, saya diamanahi oleh Allah untuk mengajar Al-Quran dan ilmu-ilmu Islam anak-anak SD di daerah itu yang sering ke Masjid. Sebetulnya pertemuan dengan anak-anak ini pun kebetulan alias tidak sengaja dan tidak direncanakan (pada hakikatnya sudah diatur oleh Allah, karena tidak ada sesuatu kejadian pun di dunia ini yang kebetulan semata).
Bercerita sedikit mengenai pertemuan dengan anak-anak ini. Pada saat para org tua hendak melakukan tadarus bersama, kulihat anak-anak itu juga mengambil Al-Quran, ada juga mengambil iqro dan kemudian mereka melingkar, mengaji satu persatu tanpa didampingi oleh guru atau pendamping… yang kufikir saat itu, bagaimana jika anak-anak itu dalam mengajinya ada yang salah, dan nggak ada yang mengoreksinya, kasian sekali. Akhirya kuurungkan niat untuk bertadarus bersama jama’ah Masjid, dan kulangkahkan kaki menuju kumpulan anak-anak itu.. kusapa mereka, “Pada ngaji ya? Waah Subhanallah… pinter-pinter,,, bagaimana kalau kita belajar mengaji bersama?” tak lupa kuperkenalkan juga namaku, “nama saya lina, kalian bias panggil saya teteh”. Tak panjang lebar saya memperkenalkan diri kemudian kuajak mereka mengaji bergantian dan ketika yang satu sedang mengaji ayat-ayat Allah, yang lain harus menyimak dan memperhatikan, dan harus dikoreksi oleh yang mendengarkan jika ada yang salah. Itulah pertemuan pertamaku dengan anak-anak yang sampai sekarang InsyaAllah sedang belajar mengaji Al-Quran dan ilmu-ilmu Islam lainnya.
Walhasil sekarang aku sudah off di tadarusan berjama’ah itu. Tapi on di tadarusan berjam’ah bersama anak-anak(tapi nggak hanya tadarus aja) dan tempatnya masih di Masjid yang sama, hanya berjarak beberapa meter dengan ibu-ibu/bapak-bapak yang sedang tadarusan, jadi sesekali kami harus beradu suara.