Kamis, 15 Mei 2008

Tausyiah AA Gym

Seperti biasa aktivitas saya di pagi hari jam 5 subuh nongKrong di depan Radio sambil dengerin MQ 92,3 FM…

Yang seharusnya ngisi kajian pagi ini ust. miftah farid, tapi beliau tidak bisa karena sedang ada tugas (tugas dakwah) mungkin ke luar negeri.

Yang akhirnya diganti oleh Aa Gym, tadi pagi Aa mengisi tausyiah tentang hikmah di antara pro dan kontra naiknya harga BBM..

Kurang lebih resume nya seperti ini,


Bahwa sebagai seorang muslim, ketika dihadapkan terhadap berbagai peristiwa, termasuk nainya harga BBM, seharusnya sikap kita :

  1. semakin membersihkan tauhid kita
  2. menjauhkan diri kita dari syirik yang tidak terasa (syirik khafi), misal bergantung kepada selain Allah SWT
  3. harus semakin membersihkan dari dosa dengan cara taubat
  4. menjadi orang sebaik2 orang yaitu orang yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Dan ada beberapa pertanyaan yang masuk lewat line telpon, diantaranya :

  1. cara untuk memurnikan ibadah kepada Allah, bagaimana?

Allah telah menurunkan Al-Quran dan As-Sunnah kepada manusia, dan Allah telah menjelaskan cara2 beribadah di dalamnya. Dan Allah juga mengutus Rosulullah SAW sebagai contoh aplikasi dari Al-Quran. Jadi kita sebagai seorang muslim harus terus dan terus belajar dan memahami Al-Quran dan mencontoh Rosulullah dalam setiap aktivias kita.

  1. apakah termasuk dosa jika melawan guru?

Tergantung, kalau gurunya mengajak pada kemaksiatan, maka kita wajib untuk beramar makrif nahiy munkar.

Jika kita punya guru yang senantiasa berada dalam jalur Al-Quran dan Sunnah, maka itu adalah karunia dari Allah SWT.

  1. tentang seorang isteri and suami..

menjemput rezeki (nafkah) adalah kewajiban seorang suami. Tapi yang harus menghujam dalam hati bahwa yagn memberikan rezeki adalah Allah SWT, bukan suami. Suami hanya menjadi jalan datangnya rezeki. Makanya jika ada isteri yang takut suaminya meninggal, kehilangan, atau menikah lagi, itu berarti sang isteri masih menganggap bahwa suamilah yang memebrikannya rezeki.

Dan akhirnya kajian ditutup dengn do’a

Dan

Mengingatkan kepada kita semua, bahwa Allah Maha Tahu apa yang kita kerjakan, Maha Mendenganr apa yang kita ucapkan, Maha Sayang terhadap kita karena kita adalah Ciptaan Allah.

Saudara2 dan saudariku dimanapun kalian berada..Allah lebih sayang dari diri kita sendiri, oleh karena itu mari kita bersama2 lebih meningkatkn rasa Cinta kepada Allah dengan senantiasa mengikatkan diri kita pada aturan yang telah Allah berikan…dan memohon kepada Allah untuk mampu melaksanakannya…

Ya Allah ini yang saya dengar dan coba saya sampaikan…Mampukanlah kami untuk melaksanakan ilmu yang telah Engkau karuinakan kepada kami

Sabtu, 10 Mei 2008

renungan malam

8 mei 2008 “20.00 WIB”

Subhanallah Walhamdulillah Walaailaha illa llah…hanya itu yang bisa saya ucapakan atas segala kekuasaannya dalam menciptakan dunia ini beserta segala keteraturannya…dan yang mengatur waktu begitu sempurna, memasukkan siang ke dalam malam, memasukkan malam ke dalam siang. Subhanallah..begitulah setiap harinya…dan manusia pun tak kuasa menolak ketetapan itu, ketika Allah memasukkan malam, seakan manusia ‘dipaksa’ untuk meninggalkan siang nya dan menjalani kehidupannya di malam hari…begitulah setiap harinya,

Saya jadi ingin merenung bberapa tahun silam ke belakang, dimana saya tidak mensyukuri waktu yang Allah berikan, waktu yang hanya dibuang percuma untuk kegiatan2 yang sebetulnya tidak ada gunanya, yang saat ini mungkin juga dialami oleh sebagian besar saudari2 saya di dunia, yang terperangkap oleh jebakan orang2 kafir & syaiton yang terkutuk yang menawarkan kebahagiaan2 semu..mungkin seperti pacaran,,,gaul bebas,,,sok cantik dengan pakaian yang seba minim dan ketat,,,ada yang sok sibuk dengan kerjaannnya sehingga melalaikannya dari kewajibannya sebagai seorang muslim yang sebetulnya sangat banyak, ada yang menghabiskan waktunya untuk senantiasa mengasah keilmuannya di bidang yang disenanginya tapi lupa dengan ilmu yang telah Allah WAJIB kan untuk mencarinnya…

Tidak salah jika ingin berpenampilan menarik (baca : rapi dan indah) karena Allah pun suka dengan keindahan, tidak salah sibuk dengan kerjaannya karena seorang muslim diwajibkan untuk bersungguh2 dengan pekerjaannya, tidak salah untuk senantiasa mengasah keilmuan bidang kita2 masing, bahkan Allah menjadikannya fardlu kifayah untuk mencarinya dan menggalinya…hanya saja SEMUA nya itu haruslah senantiasa berada dalam jalur yang telah Allah tetapkan..

Allah Maha Penyayang terhadap hamba2-Nya

Ya Allah, semoga kami dapat Istiqamah di jalan ini…karena untuk bertahan di Jalan ini sangat lah sulit di tengah2 sistem kemaksiatan yang senantiasa mengelilingi kita..mempertahankan ISLAM secara individupun di tengah2 peradaban sekuler ini skarang ini sangatlah sulit, karena disetiap pojok senantiasa ada kemaksiatan, bagaimana tidak? Kemaksiatannya didukung oleh sistem…sehingga melaksanakan kemaksiatan berjama’ah, sehingga Tak heran, jika Allah menimpakan musibah2, bencana2 yang tak henti2 nya..

Selasa, 06 Mei 2008

Membaca bukan sekedar Hoby

Dua syarat membaca :

1. Membaca karena Allah SWT, artinya membaca harus dengan nama Allah SWT, tidak boleh membaca yang membuatnya murka

2. Hendaknya dengan membaca suatu ilmu, tidak mengeluarkan kita dari sifat rendah hati. Anda tidak boleh sombong dengan keilmuan kita. Karena ilmu yang kita miliki adalah pemberian dari Allah SWT

10 cara menumbuhkan minat baca :

1. Apa tujuan kita membaca?

Ini adalah yang paling penting, menghadirkan niat. Apa dan mengapa kita membaca?

Kita membaca karena Allah memerintahkan kita untk membaca. Dalam rangka menaati perintah Allah.

Kita membaca supaya :

- Bermanfaat di dunia dan di akhirat, di dunia tidak akan beruntung tanpa ilmu, di akhirat tidak akan beruntung tanpa ilmu.

- Bermanfaat bagi orang2 di sekitar kita, mamah, bapak, adik2 ktia dan anak2 kita kelak.

- Beguna bagi saudara, karib kerabat, teman2, orang2 yang sya kenal, org 2 yang tdk kita kenal. Sehingga kita bagaikan minyak wangi. Yakni setiap kali orang mendekat, orang akan mengambil manfaatnya, yakni mencium bau harumnya.

- Berguna bagi umat. Dgn membaca, umat kita slalu menjadi panutan bagi umat2 yg lain

- Mendapat keridloan Allah SWT, Rabb semesta alam.

Ini cara pertama dan terpenting yang bisa membantu kita supaya membaca, menghadirkan niat, dan menentukan tujuan

2. Menyusun perencanan dalam Membaca

Supaya dapat senang membaca maka kita harus membuat perencanaan dalam membaca. Tak ada gunanya membaca asal – asalan.

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah perencanaan yaitu fasilitas yang kita miliki, yang disesuaikan dengan kemampuan kita, yaitu :

- Waktu yang tepat

- Buku yang sesuai

- Kapasitas untuk menguasainya

- Meletakan perencanaan ketiga hal tesebit dalam kemampuan, exm : kita akan membaca 5 buku ini dakan waktu sekitar 5 bulan. Atau mau membaca buku spiritual reading dalam waktu 1 hari.

- Dan yang paling penting adalah konsisten dan benar – benar komitmen dengan aturan yang kita buat

- Realistis dengan perencanaan yang akan dibuat.

Hendaklah kita punya buku untuk mengevaluasi diri sebagai alat pengontrol, yang bisa dilakukan 1 bulan sekali atau berapa bulan sekali. tanyakan pada diri sendiri apakah sudah melaksanakan sesuai dengan perencanaan, jika tidak kenapa? Apakah perencanaan nya yang salah atau ada kendala. Buat cara untuk mengevaluasi dan memperbaiki.

Seperti saat ini kita sedang semangat baca buku, dan mood sekali buat baca buku. Dan ternyata memang benar, subhanallah konsentrasi nya cepet.

3. Mengatur waktu

Cara yang ketiga ini untuk mengatur waktu yang tepat untuk membaca dan menggunakan waktu yang jelas – jelas kosong. Jangan menunggu sampai waktu malam.

Waktu yang tepat untuk membaca adalah pada saat kita bersemangat dan sedang mood, maka kita akan bisa konsentrasi dalam membaca dan berakhir dengan hasil yang memuaskan.

Pilihan waktu untuk membaca :

- Setelah sholat subuh sampai matahari terbit

- Jeda antara maghrib dan Isya

- Setelah isya’ tepat

Diantara pemilihan waktu yang jelas adalah waktu jeda antasa satu kegiatan dengan kegiatan yang lain.

Atau pada saat waktu – waktu :

- Di tempat berjualan, di tempat kerja saat senggang beberapa menit

- Di dalam kendaraan

- Menunggu antrian

Sehingga waktu luang kita untuk membaca benar – benar banyak. Oleh karena itu kita harus senantiasa bawa buku, sehingga kapan pun, dimanapun kita bisa baca buku. Hari – hari kita pun akan semakin berkah, serta umur kita pun akan terasa panjang dan lapang.

Kapan ya ?? kalau kita biasanya cepet masuk nya itu pas jam – jam sore. Waktu wajibbaca bukunya kita pilih jeda antara maghrib dan isya aja dech setelah baca Al-Quran. Sunnah nya pada saat waktu kosong setelah ngajar or sebelum ngajar.

4. Mulailah setahap demi setahap

Ketika sebagian orang membaca lembaran – lembaran tentang urgensi membaca, maka semangatnya akan menggelora, meningkat hikmahnya, dan ingin cepat – cepat membaca buku dan meluangkan waktu yang sngat banyak untuk itu. Bahkan sampai akan mengorbankan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Kepada orang yang seperti ini, dapat dikatakan “ hendaknya anda perlahan – perlahan atau berangsur – angsur”. Sesungguhnya agama ini sangat keras, maka laksanakanlah dengan penuh kelembutam. Khusunya lagi jika kita belum terbiasa membaca. Karena jika tidak, kita akan cepat bosan atau bahkan berhenti membaca. Kita bisa menggunakan rumus pelari maraton, di awal dia berlari perlahan dan tenang, kemudian selangkah demi Selangkah mulai dipercepat.

5. Totalitas dalam membaca

Membaca bukan sekedar hobi. Karena itu membaca butuh pengorbanan, waktu, harta, pemikiran dan kesungguhan.

Kita membaca, supaya kita bisa menguasai setiap kata yang kita baca dan mendapatkan manfaatnya.

Namun demikian, kita hanya akan memperoleh dari hasil membaca yang masuk ke dalam logika kita.

Nasihat pengarang buku ini, jika kita membaca sebuah buku, maka bacalah dengan penuh kesungguhan,

- Ingatlah apa diminita untuk diingat

- Tulislah makna – makna ilmiah yag diperoleh dari hasil bacaan

- Jika ada yang tidak difahami, ditulis untuk ditanyakan kepada ahlinya

- Jika di slah satu judul buku yang telah kita baca ada hal – hal penting, atau ada usulan bahkan ide, maka tulislah dalam buku kita atau laptop kita.

Bila kita selalu berkomitmen dengan hal ini, maka kita akan senantiasa konsentrasi dengan apa yang kita baca.

Selain itu, kita akan mendapatkan kemampuan yang besar

Dan ilmu kita pun akan bertambah menjadi berlipat ganda dari apa yang tidak kita bayangkan.

6. Mengikat makna secara teratur

Dapat dilakukan dengan sistem pencatatan yang rapi. Selalu menjaga keteraturan dan kerapian sangat dibutuhkan dalam segala aspek.

Karena itu biasakanlah untuk mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus. Jangan menulis asal – asalan. Sebab seorang muslim itu selalu teratur dalam urusannya.

Atau jika kita punya banyak spesialisasi, bagillah buku itu untuk beberapa permasalahan. Dan diletakan dalam tempat yang teratur pula sehingga pada suatu saat nanti kita membutuhkannya, pencarian nya dapat dilakukan dengan mudah, sehingga tercipta efisiensi dan efektifitas.

Orang yang menerima ilmu dapat terbagi menjadi dua macam :

- Orang yang banyak mendapatkan ilmu dari timur dan barat, tapi tidak detail dantidak teratur.

- Orang yang sangat teratur pengetahuannya, yang hal itu menunjukan bahwa akalnya juga teratur. Orang yang seperti ini tahu segala sesuatu setelah melakukan perhitungan secara detail. Mereka tidak jauh dari tujuan mereka dan tidak keluar jauh dari permasalahannya. Namun hal seperti ini tidak mudah diraih kecuali dengan latihan dan latihan, dan manfaat yang didapatkan pun akan sangat banyak.

7. Buat perpustkaan di rumah

Masukan ini ke dalam kategori proyek penting kita. Perpustakaan ini bukan kebutuhan tersier, tapi merupakan sekunder, tidak perlu yang mewah dan bagus yang penting adalah ada satu ruangan yang terdapat buku di dalamnya.

Hendaknya dalam pikiran kita ada proyek yang jelas untuk membeli buku yang banyak, dan nasihat ini bukan hanya untuk orang – orang kaya, tapi juga orang – orang miskin. Sebab, jika manusia mengetahui nilai suatu buku, maka ia akan mengambil jatah makan danminumnya untuk buku!

Manfaat yang didapatkan akan sangat banyak sekali. salah satunya akan menjadi sedekah jariyah yang sangat agung untuk anak – anak kita atau mungkin bahkan cucu – cucu kita.

8. Sampaikan apa yang anda baca!

Cara yang kedelapan ini, berkaitan dengan hadist Nabi Muhammad SAW “Sampaikan yang datang dariku walau hanya satu ayat”.

Maka manusia dituntut untuk mengajarkan orang lain apa yang telah ia pelajari. Dalam hal ini, faedahnya sangat banyak sekali, diantaranya ialah agar ilmu itu terpatri dalam otak kita, dan prang lain pun dapat mendapatkan manfaatnya. Selain itu, apabila kita mengajarkan ili pada orang lain dan orang lain itu melaksanakannya makan kita akan mendapatkan kebaikan dari orang tersebut tanpa mengurangi pahala nya.

9. Bantu sahabat anda dalam membaca

Dalam cara ini, kita bisa membuat kelompok membaca. Bisa dua, tiga atau empat orang. Masing – masing orang membaca buku yang temanya berlainan, dan setelah itu adakan satu pertemuan satu atau dua pekan sekali. selanjutnya masing – masing menyampaikan hasil bacaan. Dengan demikian masing – masing akan bertukar ilmu dalam tata cara yang beraturan dan menyenagkan.

10. Carilah Ilmu dari para ulama

Satu cara lagi yang dapat membantu kita dalam membaca yaitu mengambil ilmu dari para ulama, ahli atau orang yang berpengalaman. Sehingga dalam hal ini kita baru memulai ketika orang lain sudah selesai.

Bertanyalah kepada ahli, “ buku apayang anda baca?, dari buku apa anda memulai?, buku manayang lebih bagus dalam masalah ini?”

Ulama zaman dahulu, mengambil ilmu dariyang lain danmemulai ketika orang yang sebelumnya sudah selesai. Kemudian, ia mengambil faedahnya dari mereka dan yang lainmengambil faedah darinya. Tetapi tidak seorang pun dari mereka yang meresa leih baik dari yang lain dalam hal belajar dan mencari ilmu, bahkan malah membuat mereka merasa rendah hati. Hal tersebut tampak jelas pada kisah paraimam yang agung dan mulia. Seperti Al- Bukhari, An –Nawawi, Ibnul Qayyim, dsb.

sumber :

Buku Spiritual Reading “Hidup lebih bermakna dengan Membaca”

Karangan Dr. Raghib As-Sirjani (penulis buku super best seller “Misteri Sholat Subuh”) bersama Amir Al-Madari

Membaca

Dua syarat membaca :

1. Membaca karena Allah SWT, artinya membaca harus dengan nama Allah SWT, tidak boleh membaca yang membuatnya murka

2. Hendaknya dengan membaca suatu ilmu, tidak mengeluarkan kita dari sifat rendah hati. Anda tidak boleh sombong dengan keilmuan kita. Karena ilmu yang kita miliki adalah pemberian dari Allah SWT

10 cara menumbuhkan minat baca :

1. Apa tujuan kita membaca?

Ini adalah yang paling penting, menghadirkan niat. Apa dan mengapa kita membaca?

Kita membaca karena Allah memerintahkan kita untk membaca. Dalam rangka menaati perintah Allah.

Kita membaca supaya :

- Bermanfaat di dunia dan di akhirat, di dunia tidak akan beruntung tanpa ilmu, di akhirat tidak akan beruntung tanpa ilmu.

- Bermanfaat bagi orang2 di sekitar kita, mamah, bapak, adik2 ktia dan anak2 kita kelak.

- Beguna bagi saudara, karib kerabat, teman2, orang2 yang sya kenal, org 2 yang tdk kita kenal. Sehingga kita bagaikan minyak wangi. Yakni setiap kali orang mendekat, orang akan mengambil manfaatnya, yakni mencium bau harumnya.

- Berguna bagi umat. Dgn membaca, umat kita slalu menjadi panutan bagi umat2 yg lain

- Mendapat keridloan Allah SWT, Rabb semesta alam.

Ini cara pertama dan terpenting yang bisa membantu kita supaya membaca, menghadirkan niat, dan menentukan tujuan

2. Menyusun perencanan dalam Membaca

Supaya dapat senang membaca maka kita harus membuat perencanaan dalam membaca. Tak ada gunanya membaca asal – asalan.

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah perencanaan yaitu fasilitas yang kita miliki, yang disesuaikan dengan kemampuan kita, yaitu :

- Waktu yang tepat

- Buku yang sesuai

- Kapasitas untuk menguasainya

- Meletakan perencanaan ketiga hal tesebit dalam kemampuan, exm : kita akan membaca 5 buku ini dakan waktu sekitar 5 bulan. Atau mau membaca buku spiritual reading dalam waktu 1 hari.

- Dan yang paling penting adalah konsisten dan benar – benar komitmen dengan aturan yang kita buat

- Realistis dengan perencanaan yang akan dibuat.

Hendaklah kita punya buku untuk mengevaluasi diri sebagai alat pengontrol, yang bisa dilakukan 1 bulan sekali atau berapa bulan sekali. tanyakan pada diri sendiri apakah sudah melaksanakan sesuai dengan perencanaan, jika tidak kenapa? Apakah perencanaan nya yang salah atau ada kendala. Buat cara untuk mengevaluasi dan memperbaiki.

Seperti saat ini kita sedang semangat baca buku, dan mood sekali buat baca buku. Dan ternyata memang benar, subhanallah konsentrasi nya cepet.

3. Mengatur waktu

Cara yang ketiga ini untuk mengatur waktu yang tepat untuk membaca dan menggunakan waktu yang jelas – jelas kosong. Jangan menunggu sampai waktu malam.

Waktu yang tepat untuk membaca adalah pada saat kita bersemangat dan sedang mood, maka kita akan bisa konsentrasi dalam membaca dan berakhir dengan hasil yang memuaskan.

Pilihan waktu untuk membaca :

- Setelah sholat subuh sampai matahari terbit

- Jeda antara maghrib dan Isya

- Setelah isya’ tepat

Diantara pemilihan waktu yang jelas adalah waktu jeda antasa satu kegiatan dengan kegiatan yang lain.

Atau pada saat waktu – waktu :

- Di tempat berjualan, di tempat kerja saat senggang beberapa menit

- Di dalam kendaraan

- Menunggu antrian

Sehingga waktu luang kita untuk membaca benar – benar banyak. Oleh karena itu kita harus senantiasa bawa buku, sehingga kapan pun, dimanapun kita bisa baca buku. Hari – hari kita pun akan semakin berkah, serta umur kita pun akan terasa panjang dan lapang.

Kapan ya ?? kalau kita biasanya cepet masuk nya itu pas jam – jam sore. Waktu wajibbaca bukunya kita pilih jeda antara maghrib dan isya aja dech setelah baca Al-Quran. Sunnah nya pada saat waktu kosong setelah ngajar or sebelum ngajar.

4. Mulailah setahap demi setahap

Ketika sebagian orang membaca lembaran – lembaran tentang urgensi membaca, maka semangatnya akan menggelora, meningkat hikmahnya, dan ingin cepat – cepat membaca buku dan meluangkan waktu yang sngat banyak untuk itu. Bahkan sampai akan mengorbankan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Kepada orang yang seperti ini, dapat dikatakan “ hendaknya anda perlahan – perlahan atau berangsur – angsur”. Sesungguhnya agama ini sangat keras, maka laksanakanlah dengan penuh kelembutam. Khusunya lagi jika kita belum terbiasa membaca. Karena jika tidak, kita akan cepat bosan atau bahkan berhenti membaca. Kita bisa menggunakan rumus pelari maraton, di awal dia berlari perlahan dan tenang, kemudian selangkah demi Selangkah mulai dipercepat.

5. Totalitas dalam membaca

Membaca bukan sekedar hobi. Karena itu membaca butuh pengorbanan, waktu, harta, pemikiran dan kesungguhan.

Kita membaca, supaya kita bisa menguasai setiap kata yang kita baca dan mendapatkan manfaatnya.

Namun demikian, kita hanya akan memperoleh dari hasil membaca yang masuk ke dalam logika kita.

Nasihat pengarang buku ini, jika kita membaca sebuah buku, maka bacalah dengan penuh kesungguhan,

- Ingatlah apa diminita untuk diingat

- Tulislah makna – makna ilmiah yag diperoleh dari hasil bacaan

- Jika ada yang tidak difahami, ditulis untuk ditanyakan kepada ahlinya

- Jika di slah satu judul buku yang telah kita baca ada hal – hal penting, atau ada usulan bahkan ide, maka tulislah dalam buku kita atau laptop kita.

Bila kita selalu berkomitmen dengan hal ini, maka kita akan senantiasa konsentrasi dengan apa yang kita baca.

Selain itu, kita akan mendapatkan kemampuan yang besar

Dan ilmu kita pun akan bertambah menjadi berlipat ganda dari apa yang tidak kita bayangkan.

6. Mengikat makna secara teratur

Dapat dilakukan dengan sistem pencatatan yang rapi. Selalu menjaga keteraturan dan kerapian sangat dibutuhkan dalam segala aspek.

Karena itu biasakanlah untuk mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus. Jangan menulis asal – asalan. Sebab seorang muslim itu selalu teratur dalam urusannya.

Atau jika kita punya banyak spesialisasi, bagillah buku itu untuk beberapa permasalahan. Dan diletakan dalam tempat yang teratur pula sehingga pada suatu saat nanti kita membutuhkannya, pencarian nya dapat dilakukan dengan mudah, sehingga tercipta efisiensi dan efektifitas.

Orang yang menerima ilmu dapat terbagi menjadi dua macam :

- Orang yang banyak mendapatkan ilmu dari timur dan barat, tapi tidak detail dantidak teratur.

- Orang yang sangat teratur pengetahuannya, yang hal itu menunjukan bahwa akalnya juga teratur. Orang yang seperti ini tahu segala sesuatu setelah melakukan perhitungan secara detail. Mereka tidak jauh dari tujuan mereka dan tidak keluar jauh dari permasalahannya. Namun hal seperti ini tidak mudah diraih kecuali dengan latihan dan latihan, dan manfaat yang didapatkan pun akan sangat banyak.

7. Buat perpustkaan di rumah

Masukan ini ke dalam kategori proyek penting kita. Perpustakaan ini bukan kebutuhan tersier, tapi merupakan sekunder, tidak perlu yang mewah dan bagus yang penting adalah ada satu ruangan yang terdapat buku di dalamnya.

Hendaknya dalam pikiran kita ada proyek yang jelas untuk membeli buku yang banyak, dan nasihat ini bukan hanya untuk orang – orang kaya, tapi juga orang – orang miskin. Sebab, jika manusia mengetahui nilai suatu buku, maka ia akan mengambil jatah makan danminumnya untuk buku!

Manfaat yang didapatkan akan sangat banyak sekali. salah satunya akan menjadi sedekah jariyah yang sangat agung untuk anak – anak kita atau mungkin bahkan cucu – cucu kita.

8. Sampaikan apa yang anda baca!

Cara yang kedelapan ini, berkaitan dengan hadist Nabi Muhammad SAW “Sampaikan yang datang dariku walau hanya satu ayat”.

Maka manusia dituntut untuk mengajarkan orang lain apa yang telah ia pelajari. Dalam hal ini, faedahnya sangat banyak sekali, diantaranya ialah agar ilmu itu terpatri dalam otak kita, dan prang lain pun dapat mendapatkan manfaatnya. Selain itu, apabila kita mengajarkan ili pada orang lain dan orang lain itu melaksanakannya makan kita akan mendapatkan kebaikan dari orang tersebut tanpa mengurangi pahala nya.

9. Bantu sahabat anda dalam membaca

Dalam cara ini, kita bisa membuat kelompok membaca. Bisa dua, tiga atau empat orang. Masing – masing orang membaca buku yang temanya berlainan, dan setelah itu adakan satu pertemuan satu atau dua pekan sekali. selanjutnya masing – masing menyampaikan hasil bacaan. Dengan demikian masing – masing akan bertukar ilmu dalam tata cara yang beraturan dan menyenagkan.

10. Carilah Ilmu dari para ulama

Satu cara lagi yang dapat membantu kita dalam membaca yaitu mengambil ilmu dari para ulama, ahli atau orang yang berpengalaman. Sehingga dalam hal ini kita baru memulai ketika orang lain sudah selesai.

Bertanyalah kepada ahli, “ buku apayang anda baca?, dari buku apa anda memulai?, buku manayang lebih bagus dalam masalah ini?”

Ulama zaman dahulu, mengambil ilmu dariyang lain danmemulai ketika orang yang sebelumnya sudah selesai. Kemudian, ia mengambil faedahnya dari mereka dan yang lainmengambil faedah darinya. Tetapi tidak seorang pun dari mereka yang meresa leih baik dari yang lain dalam hal belajar dan mencari ilmu, bahkan malah membuat mereka merasa rendah hati. Hal tersebut tampak jelas pada kisah paraimam yang agung dan mulia. Seperti Al- Bukhari, An –Nawawi, Ibnul Qayyim, dsb.

November 17th, 2007

Dan Janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati; bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya” (TQS. Al-Baqarah : 154)

Demikianlah kutipan ayat nan indah dan pas yang bisa dikenang bagi sosok seorang syabah HT Sumedang, Jawa Barat, Liling Karwati. Almarhumah dipanggil Sang Khaliq sebagai syahidah, tatkala ia melahirkan putra keduanya. Ia juga dikenal sebagai mujahidah dakwah, pejuang sejati penegak Syari’ah dan Khilafah. Dia wafat dalam kondisi pendarahan yang hebat dan merupakan kasus persalinan tergawat yang pernah dialami paramedis di RSU Kab. Sumedang. Namun, persalinan tersebut tidak mampu menyelamatkan bayinya. Sang bayi dipanggil oleh Allah SWT.

Usai melahirkan, pendarahan hebat pun terjadi. Satu-satunya jalan untuk menghentikan pendarahan adalah operasi angkat rahin, tanpa anastesi! Almarhumah koma, dan membutuhkan darah sebanyak 12 labu untuk perawatan intensif di ruang ICU. Sejak itulah ia tak lagi sempat menyaksikan dunia ini, bahkan sekedar mengucapkan salam perpisahan bagi sahabat-sahabat yang mencintainya karena Allah.

Berbagai upaya dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan disertai iringan do’a dari seluruh syabab dan syabah yang peduli pun dilakukan, SMS berantai pun disebarkan untuk mencari yang berdarah O, dengan harapan bisa membantunya. Namun, belum sempat semua darah itu mengalir ke dalam tubuhnya, ia telah terlebih dahulu dipanggil Yang Kuasa. Allah SWT lebih mencintainya, dan memanggil almarhumah pada hari Rabu, 24 Oktober 2007, pkl. 12.30, tepat dua hari setelah ia dioperasi.

Kini ia telah tiada dalam usia 27 tahun, meninggalkan seorang suami dan anak yang bernama Faruq Abdullah Taqiyuddin At-Tirmidzi (6 tahun). Namun, perjuangannya masih tetap hidup karena upaya keras dalam da’wah yang telah menghidupkan jiwa-jiwa yang tadinya mati dan perjuangannya tetap dikenang. Dia seorang pengemban da’wah yang istiqomah, tegar dan gigih, serta termasuk sukses dalam mengopinikan Syari’ah dan Khilafah di tengah-tengah masyarakatnya. Tiga desa telah ia rambah, Nangtung, Ciwaru dan Jamban. Daerah yang dahulu dikenal dengan kejumudan bahkan kemusyrikan, kini ia warnai dengan cahaya Islam. Banyak orang di daerah tersebut yang sempat bergabung dengan Hizbut Tahrir bersamanya, mengarungi sulitnya medan da’wah di sana.

Semangat mereka pun tak kalah tingginya dari orang yang telah memperkenalkan da’wah Islam terhadap mereka. Walaupun lama waktu yang harus dilalui untuk memperkenalkan da’wah sekitar dua tahun! Dapat dibayangkan bagaimana kegigihan almarhum saat mengetahui bahwa mad’u-nya adalah orang-orang desa yang sama sekali awam terhadap ajaran Islam, bahkan cenderung dekat dengan syirik; hanya tamatan SD; buta huruf arab, bahkan membaca huruf latin pun tidak lancar. Tidak hanya itu saja, medan yang harus dilalui umtuk setiap kali berkunjung ke tengah-tengah mereka adalah dengan melalui jalan yang mendaki, Namun, dengan tak kenal lelah almarhumah bersedia membimbing mereka hingga saat ini mereka tercatat sebagai daarisah di Hizbut Tahrir, dan siap melanjutkan da’wah sebagaimana yang telah dirintis sebelumnya.

Tantangan da’wah yang ia hadapi tidaklah sedikit. Terbukti semenjak almahumah masih tercatat sebagai siswa SMEA (th 1999), ia sudah harus berhadapan dngan sistem yang menzaliminya dan berupaya dengan keras untuk tetap mempertahankan keyakinannya, mengenakan busana yang wajib bagi muslimah, Jilbab. Demikian juga dengan masyarakat di sekitarnya, tidak sedikit yang mencibir, menolak, mengejek, bahkan pernah tidak dibukakan pintu sama sekali tatkala hendak menyeru orang-orang ke dalam Islam.

Namun, kondisi itu kini telah berbalik hampir 180 derajat. Orang-orang justru menangisi kepergiannya, bahkan ada yang menyesali karena pernah menolak ide yang pernah disampaikannya. Sosok pengemban da’wah telah melekat dalam dirinya. Namun, bukan dalam urusan da’wah saja, ia pun menjadi tauladan dalam kesehariannya.

Terbukti dari kesehariannya yang amat bersahaja, hampir tiap hari ia bangun sejak dini hari, dan usai shalat Tahajjud ia menyelesaikan urusan rumah tangganya. Sehinga tidak heran jika hampir semua reken-rekannya yang pernah mengunjungi rumahnya jarang menemui kondisi rumah dalam keadaan kotor ataupun berantakan, selalu dalam keadaan rapi. Karena disamping harus menyelesaikan tugasnya yang lain, ia telah mengagendakan aktivitas da’wahnya, bahkan tak jarang ia baru pulang ke rumah menjelang maghrib. Semua itu ia lakukan atas ijin dan ridlo dari suami yang mendukung ia sepenuhnya.

Rupanya, amal shalehnya sebagai Ummu wa Robbatul bait pun telah mengantarkannya membimbing putranya menjadi anak yang shaleh. Saat sang Ayah memberitahukan bahwa Umminya telah pergi dan tidak akan kembali lagi, sang anak justru menjawab : “Ga apa-apa Umi pergi, kan ada Abi. Nanti juga Aab (panggilannya) bisa ketemu Umi di syurga”…

Akhirnya, kami sahabat-sahabatnya tak ingin mengatakan salam perpisahan, namun semoga Allah SWT dapat mempertemukan kami di syurga kelak, amiin. Ukhti, semoga ukhti termasuk seperti dalam firman Allah SWT : “…Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menemuinya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah….” (TQS. An-Nisaa : 100).

Atas nama sahabatmu,

U. Hakimah dan Afifah

malu ya… belum banyak yang saya lakukan untuk ISLAM